Top Three Things – 9 Mei 2025

Global

Pasar saham Wall Street ditutup menguat pada Kamis (S&P 500 naik 0,6%, Nasdaq naik 1,1%, dan Dow Jones naik 0,6%) seiring dengan membaiknya sentimen pasar yang didorong oleh optimisme atas kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris—kesepakatan pertama sejak “Hari Pembebasan” yang dicanangkan Presiden Trump pada 2 April. Kesepakatan tersebut mencakup peningkatan akses pasar untuk daging sapi dan etanol dari AS, sementara AS menurunkan tarif atas baja, aluminium, dan mobil asal Inggris. Meskipun demikian, tarif dasar sebesar 10% tetap diberlakukan. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, dijadwalkan bertemu dengan pejabat Tiongkok pada akhir pekan ini. Secara terpisah, Bank of England memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Hasil pemungutan suara menunjukkan lima anggota mendukung pemangkasan, dua menginginkan pemangkasan yang lebih besar sebesar 50 basis poin, dan dua lainnya memilih untuk mempertahankan suku bunga. Bank Sentral Inggris mengutip melemahnya prospek pertumbuhan global di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan sebagai alasan, meskipun dampak tarif AS terhadap ekonomi Inggris diperkirakan relatif terbatas. Ketegangan geopolitik tetap menjadi perhatian di India dan Pakistan, sementara Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow untuk mempererat hubungan bilateral mereka.

Fokus hari ini

Kalender data ekonomi hari ini mencakup neraca transaksi berjalan (BoP) kuartal I-2025 Tiongkok, serta data ekspor dan impor bulan April, dan indeks keyakinan konsumen Indonesia. Di Jepang, pertumbuhan upah tunai melambat menjadi 2,1% (YoY) pada Maret dari 2,7% pada Februari.

Cadangan devisa turun di bulan April

Cadangan devisa Indonesia menurun menjadi USD152,5 miliar pada akhir April 2025 dari USD157,1 miliar pada Maret. Bank Indonesia menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, di antara faktor lainnya. Cadangan devisa tersebut mencukupi kebutuhan pembiayaan impor selama 6,4 bulan atau pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri selama 6,2 bulan, yang masih berada di atas standar kecukupan internasional sebesar tiga bulan.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 594