Global
Ketidakpastian tetap menjadi tema dominan di pasar global karena para investor terus mencerna ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang semakin memanas serta perkembangan pesat pada sektor AI. Meskipun Tiongkok mengumumkan tarif pembalasan terhadap 80 produk AS, saham AS ditutup lebih tinggi pada hari Selasa, menunjukkan ketahanan di tengah risiko geopolitik. USD melemah karena pasar kini menafsirkan ancaman tarif Trump sebagai alat negosiasi, bukan sebagai eskalasi lebih lanjut. Namun, imbal hasil UST turun di tengah kekhawatiran terkait potensi dampak ketidakpastian kebijakan perdagangan serta data pasar kerja AS yang lebih lemah. Tarif pembalasan Tiongkok, yang akan mulai berlaku pada 10 Februari, mencakup tarif 15% untuk 8 produk dan tarif 10% untuk 72 produk. Pembalasan tersebut diperkirakan akan berdampak pada ekspor AS senilai USD 15 miliar. Skala pembalasan Tiongkok ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan USD 50 miliar yang menjadi target pada April 2018 selama perang dagang 1.0. Respon moderat ini telah memunculkan harapan akan adanya negosiasi antara pemimpin AS dan Tiongkok pada akhir pekan ini. Pejabat Federal Reserve menyuarakan kekhawatiran tentang ketidakpastian yang mengelilingi kebijakan perdagangan. Presiden Fed Boston, Susan Collins, mencatat bahwa tarif secara luas dapat meningkatkan biaya tidak hanya untuk barang akhir, tetapi juga untuk barang perantara. Meskipun dia melihat ruang untuk normalisasi kebijakan, dia menekankan bahwa “tidak ada urgensi untuk penyesuaian tambahan” mengingat ketidakpastian yang ada. Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, memperingatkan bahwa Fed harus “lebih hati-hati dan bijaksana” dalam menurunkan suku bunga, karena risiko inflasi dapat muncul kembali. Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengungkapkan kekhawatiran serupa, menyatakan bahwa para pebisnis sudah bersiap untuk menaikkan harga akibat tarif baru. Di sisi data ekonomi, pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Lowongan pekerjaan turun sebesar 556 ribu menjadi 7,6 juta pada bulan Desember, mencatatkan penurunan terbesar sejak Oktober 2023. Lowongan pekerjaan pada bulan November direvisi naik menjadi 8,156 juta, menunjukkan bahwa meskipun perekrutan tetap kuat, pasar tenaga kerja secara bertahap melambat. Pemutusan hubungan kerja tetap rendah, turun sebesar 29 ribu menjadi 1,771 juta. Perekrutan meningkat 89 ribu menjadi 5,462 juta, meskipun tetap 325 ribu lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Jumlah orang yang secara sukarela mengundurkan diri meningkat sebesar 67 ribu menjadi 3,197 juta. Tekanan inflasi upah yang lebih moderat menjadi sinyal positif bagi Fed, memperkuat ekspektasi bahwa pemotongan suku bunga masih terbuka tahun ini.
Fokus hari ini
Ke depan, pasar Tiongkok akan dibuka kembali setelah libur Tahun Baru Imlek selama seminggu, dengan para investor memantau yang akan RMB fixing harian di tengah penerapan kebijakan tarif baru. Pelemahan USD dapat memberi ruang bagi Tiongkok untuk menstabilkan nilai Yuan. Selain itu, pasar akan mengikuti hasil PMI final untuk beberapa wilayah seperti Asia, Uni Eropa, dan Asia. Rilis PDB 4Q24 dan data ketenagakerjaan ADP di AS juga akan dipantau dengan cermat untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai momentum ekonomi global dan domestik.
Danantara
Pemerintah telah memperoleh persetujuan parlemen pada 4 Februari 2025 untuk pembentukan Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah lembaga investasi negara yang akan mengelola aset perusahaan milik negara baik di dalam negeri maupun internasional. Danantara akan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan negara dan mengawasi operasi, dividen, dan investasi mereka, serta akan menerima modal awal sebesar IDR1.000 triliun, menurut laporan Bloomberg yang mengutip Menteri Negara Prasetyo Hadi. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa peraturan pelaksanaan akan segera dikeluarkan, memberikan kejelasan hukum lebih lanjut.
Disclaimer ON