Global
Semalam di Amerika Serikat, indeks-indeks acuan turun setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah dalam keputusan kebijakan pertama tahun ini pada hari Rabu. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa FOMC tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, dengan alasan perekonomian yang kuat dan perlunya melihat kemajuan lebih lanjut dalam pengendalian inflasi. FOMC memutuskan secara bulat untuk mempertahankan Fed Funds Rate pada kisaran 4,25-4,50%, dan Powell mengisyaratkan bahwa Federal Reserve bisa tetap mempertahankan kebijakan ini dalam waktu yang cukup lama. Indeks S&P 500 turun 0,47% dan ditutup pada level 6.039,31, sementara Nasdaq Composite kehilangan 0,51% dan berakhir di 19.632,32. Dow Jones Industrial Average terkoreksi 136,83 poin, atau 0,31%, menjadi 44.713,52. Saham Nvidia, yang dikenal sebagai unggulan dalam kecerdasan buatan, turun 4,1%, setelah sebelumnya menunjukkan performa yang kuat pada sesi sebelumnya. Harga saham pembuat chip ini mencapai titik terendah sesi setelah laporan dari Bloomberg News menyebutkan bahwa pejabat administrasi Trump telah membahas langkah untuk membatasi penjualan chip Nvidia ke China menyusul tantangan yang dihadirkan oleh model AI DeepSeek dari negara tersebut.
Fokus hari ini
Hari ini, fokus utama akan tertuju pada keputusan suku bunga ECB di mana diperkirakan ECB akan menurunkan suku bunganya menjadi 2,90%. Di AS, pasar akan menunggu data PDB dan klaim pengangguran mingguan.
Indonesia
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), mengingatkan tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam merespons perkembangan ekonomi global dan pasar keuangan terkini. Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan Forum Investasi Tahunan (FIT) di Bali. Dalam siaran pers, tiga aspek tersebut adalah; Pertama, perekonomian global dan pasar keuangan masih akan diwarnai dengan ketidakpastian dan volatilitas. Faktor penyebabnya termasuk perlambatan dan perbedaan laju pertumbuhan global, dinamika rantai pasokan dan kebijakan perdagangan negara maju yang mempengaruhi inflasi global, yield tinggi obligasi Pemerintah AS, nilai tukar dolar AS yang kuat, serta aliran modal dari negara maju ke negara berkembang. Kedua, para investor merumuskan strategi investasi dan mempertimbangkan berbagai skenario untuk membuat keputusan investasi yang terukur. Ketiga, mengoptimalkan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pengambilan keputusan investasi. Selain itu, Indonesia dan Malaysia, yang bersama-sama menyumbang sekitar 80 persen dari produksi minyak sawit dunia, sepakat untuk meningkatkan kerjasama di industri ini, kata Presiden Prabowo Subianto. Baru-baru ini, Indonesia dan Malaysia memenangkan gugatan terhadap Uni Eropa (UE) mengenai biofuel berbasis minyak sawit di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). WTO memutuskan bahwa UE telah mendiskriminasi biofuel berbasis minyak sawit Indonesia, memberikan perlakuan yang tidak adil dan merugikan dalam menetapkan regulasi biofuel.
Disclaimer ON