Global
Hari Selasa kemarin masih diwarnai dengan kekhawatiran terkait dengan tensi geopolitik dan sentimen risiko. Pasar saham Tiongkok kembali melemah, meskipun laporan dari Caixin dan Bloomberg menunjukkan bahwa Tiongkok mungkin akan menambah utang sebesar CNY6 triliun selama tiga tahun ke depan. Harga minyak turun setelah muncul berita bahwa Israel tidak akan menyerang fasilitas nuklir atau minyak Iran. Sementara itu, meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, menyusul penghancuran jalan-jalan di dekat perbatasan Korea Selatan oleh Korea Utara, menyebabkan melemahnya RMB dan menguatnya dolar. Di AS, kekhawatiran terhadap pendapatan perusahaan teknologi membebani kinerja saham, meskipun pendapatan dari perbankan positif. Imbal hasil UST turun setelah data aktivitas manufaktur New York Empire lebih lemah dari perkiraan, yang turun menjadi -11,9 di bulan Oktober dari 11,5 di bulan September. Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daly menegaskan kembali ekspektasinya terkait dengan penurunan suku bunga lebih lanjut tahun ini, jika data-data ekonomi sejalan dengan perkiraan. Ia mengatakan bahwa kebijakan moneter masih restriktif, sehingga inflasi masih dalam jalur untuk mencapai 2%. Ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan November kembali meningkat sedikit, meskipun terdapat peningkatan dalam ekspektasi inflasi jangka panjang. Survei yang dilakukan oleh The Fed di New York menunjukkan ekspektasi inflasi tahun depan akan berada pada level 3%. Namun, ekspektasi inflasi untuk jangka waktu tiga tahun ke depan meningkat menjadi 2,7% (Agustus: 2,5%) dan menjadi 2,9% untuk jangka waktu lima tahun (Agustus: 2,8%). Selain itu, Tiongkok akan mengadakan konferensi pers lagi pada hari Kamis mengenai kebijakan pasar properti, yang dipimpin oleh Menteri Ni Hong dari Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan, bersama dengan pejabat dari Kementerian Keuangan, Kementerian Sumber Daya Alam, Bank Rakyat Tiongkok, dan Administrasi Pengaturan Keuangan Nasional.
Fokus hari ini
Pagi ini, tingkat pengangguran Korea Selatan untuk bulan September naik sedikit lebih rendah dari perkiraan menjadi 2,5% (Agustus: 2,4%; konsensus: 2,6%). Pesanan mesin di Jepang pun secara mengejutkan tumbuh negatif di bulan Agustus, dengan mengalami kontraksi sebesar 3,4% YoY (Juli: +8,7%; konsensus: 3,8%). Selain itu, Bank Indonesia (BI), Bank of Thailand (BoT) dan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) akan mengadakan pertemuan moneternya hari ini. Grup kami memperkirakan BSP akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps. Untuk BI dan BoT, grup kami memperkirakan kedua bank sentral tersebut akan mempertahankan suku bunga acuannya masing-masing pada 6,00% dan 2,50%. Sementara itu, pasar juga akan fokus terhadap rilisan CPI dan indeks harga ritel di UK, serta data pengajuan kredit rumah di AS untuk pekan yang berakhir pada tanggal 11 Oktober.
Tiga deputi
Kementerian Keuangan pada pemerintahan mendatang akan memiliki total tiga wakil menteri, naik dari dua wakil menteri saat ini, berdasarkan laporan dari Kompas. Anggito Abimanyu, seorang ekonom terkemuka dan mantan kepala kebijakan fiskal (2006-10), akan bergabung dengan Wakil Menlu Suahasil Nazara dan Deputi Menlu Thomas Djiwandono. Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo telah menawarkan Sri Mulyani untuk tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan pada pemerintahannya.
Disclaimer ON