Top Three Things – 4 November 2025

Global

Wall Street menutup perdagangan Senin dengan pergerakan yang bervariasi. Kesepakatan bernilai miliaran dolar antara Amazon dan OpenAI mendorong indeks S&P500 dan Nasdaq menguat, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS naik di seluruh tenor menyusul pernyataan Federal Reserve yang lebih hawkish dari perkiraan serta minimnya rilis data ekonomi akibat government shutdown. Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan kekhawatiran yang lebih besar terhadap inflasi dibandingkan terhadap pasar tenaga kerja, sementara Gubernur The Fed, Lisa Cook, menilai risiko pelemahan pasar tenaga kerja masih meningkat. Indeks dolar AS menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan dan kini menguji resistensi di kisaran 100, seiring kenaikan imbal hasil obligasi. Harga emas tetap bertahan meskipun Tiongkok mengakhiri kebijakan pembebasan pajak, sementara harga minyak mencatat kenaikan moderat setelah OPEC+ mengisyaratkan penundaan rencana kenaikan produksi. Dari sisi data, indeks ISM Manufacturing AS turun menjadi 48,7 pada Oktober dari 49,1 pada September, menandai kontraksi selama delapan bulan berturut-turut. Pelaku usaha menyebut ketidakpastian kebijakan perdagangan sebagai alasan utama untuk menunda ekspansi belanja modal dan perekrutan tenaga kerja. Subindeks tenaga kerja naik tipis ke 46,0 dari 45,3, pesanan baru meningkat ke 49,4 dari 48,9, sementara subindeks harga turun ke 58 dari 61,9. Sementara itu, pembacaan akhir PMI manufaktur untuk AS, Zona Euro, dan Inggris masing-masing bertahan di 52,5, 50,0, dan 49,7. Di kawasan Asia, PMI manufaktur nonresmi Tiongkok turun ke 50,6 pada Oktober akibat libur panjang dan pelemahan pesanan baru, meski masih sesuai dengan ekspektasi pasar.

Fokus hari ini

Pasar Jepang kembali dibuka hari ini setelah libur panjang. Reserve Bank of Australia (RBA) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di 3,6% setelah inflasi kuartal III-2025 melampaui ekspektasi. Dewan RBA kemungkinan tetap bergantung pada data ekonomi terkini, mengingat risiko reflation dan melunaknya kondisi pasar tenaga kerja. Kalender ekonomi Asia Pasifik hari ini meliputi rilis CPI Oktober Korea Selatan (2,4% YoY, di atas konsensus 2,2%), PMI manufaktur Jepang, dan CPI Thailand. Malam nanti, pasar akan menantikan rilis neraca perdagangan AS untuk September, lowongan pekerjaan JOLTS, pesanan pabrik, serta pesanan barang tahan lama.

Indonesia

Inflasi utama Indonesia meningkat menjadi 2,9% YoY pada Oktober dari 2,7% pada September, sejalan dengan proyeksi kami (Konsensus: 2,6%; OCBC: 2,9%). Peningkatan ini didorong oleh inflasi yang lebih tinggi pada kategori perawatan pribadi dan jasa lainnya (11,9% YoY vs 9,6%) serta transportasi (0,5% vs -0,1%), sementara inflasi pangan, minuman, dan tembakau tetap stabil di 5,0%. Kami memperkirakan inflasi utama akan berada pada rata-rata sebesar 3,0% YoY pada kuartal IV-2025 (vs 2,4% pada kuartal III), mencerminkan peningkatan tekanan harga yang moderat menjelang akhir tahun. Untuk keseluruhan tahun 2025, inflasi diproyeksikan rata-rata sebesar 2,0%, dan meningkat menjadi 2,7% YoY pada 2026, seiring potensi kenaikan harga pangan, utilitas, dan transportasi. Sementara itu, kinerja perdagangan Indonesia pada September melampaui ekspektasi, dengan ekspor tumbuh 11,4% YoY (vs konsensus 7,4% dan 5,8% pada Agustus) dan impor meningkat 7,2% YoY (vs konsensus 3,0% dan -6,6% pada Agustus). Akibatnya, surplus perdagangan menyempit menjadi USD4,3 miliar dari USD5,5 miliar pada bulan sebelumnya.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 760