Global
Amerika Serikat kembali memberlakukan tarif baru. Produk farmasi bermerek dan berpaten akan dikenakan tarif 100%, sementara lemari dapur dan meja rias kamar mandi dikenakan tarif 50%, serta truk diberikan tarif sebesar 25%. Kebijakan ini berlaku efektif mulai 1 Oktober. Investigasi terkait produk farmasi dan bahan bakunya di bawah Section 232 dimulai pada 1 April, sementara investigasi terhadap truk, suku cadang, dan produk turunannya dimulai pada 22 April. Untuk produk farmasi, Presiden Trump melalui unggahan di Truth Social menyatakan bahwa tarif 100% akan berlaku “kecuali perusahaan membangun fasilitas produksi farmasi di Amerika.” Bahkan sebelum pengumuman tersebut, bursa saham AS telah ditutup melemah (S&P: -0,5%; NASDAQ: -0,5%; Dow: -0,38%), indeks DXY menguat, dan imbal hasil UST ditutup di bawah level tertinggi intraday. Estimasi ketiga pertumbuhan PDB AS 2Q25 juga melampaui perkiraan, yakni 3,8% QoQ tahunan dari estimasi sebelumnya 3,3%, terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga (2,5% dari 1,6%). Core PCE price index pun direvisi naik menjadi 2,6% QoQ dari 2,5%. Data ekonomi AS untuk 3Q25 sejauh ini tidak menunjukkan pelemahan signifikan, melainkan sinyal ketahanan, tercermin dari pesanan barang tahan lama yang naik 2,9% MoM pada Agustus (Juli: -2,7%). Sementara itu, klaim awal tunjangan pengangguran tercatat 218 ribu pada pekan yang berakhir 20 September, turun dari 232 ribu pada pekan sebelumnya.
Fokus hari ini
Pasar Asia akan mencermati pengumuman tarif AS pada perdagangan hari ini. Rangkaian data yang dijadwalkan rilis mencakup produksi industri Singapura bulan Agustus, PCE dan core PCE AS bulan Agustus, serta pembacaan final indeks sentimen Universitas Michigan untuk September. Sementara itu, CPI Tokyo bulan September tercatat stabil di 2,5% YoY, di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,8%.
Indonesia
Presiden Prabowo Subianto menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Kanada dalam kunjungannya ke Ottawa pada Rabu (24 September), saat bertemu dengan Perdana Menteri Mark Carney. Kedua negara menyepakati MoU yang mencakup keamanan maritim, pertahanan siber, misi penjaga perdamaian, dan pendidikan militer, sebagai kelanjutan dari dialog pertahanan dan pelatihan bersama yang telah berlangsung. Perjanjian ini juga diarahkan untuk mendorong pengembangan industri pertahanan, sekaligus melengkapi kemajuan dalam pembahasan perjanjian perdagangan bebas bilateral.
Disclaimer ON