Top Three Things – 23 September 2025

Global

Indeks saham utama AS kembali mencetak rekor tertinggi, didorong oleh euforia belanja modal di sektor AI. Salah satu penggerak terbesar, Nvidia, berkomitmen menginvestasikan hingga USD100 miliar ke OpenAI untuk mendukung pembangunan pusat data dan infrastruktur AI. Pasar obligasi AS mencatat pelemahan dengan imbal hasil naik 2–3 bps di seluruh tenor, sementara indeks dolar AS justru melemah setelah gagal mempertahankan momentum penguatan. Harga emas spot mencapai rekor baru di USD3.748,97/oz, sedangkan harga minyak mentah stabil setelah empat hari melemah. Stephen Miran menegaskan pandangan dovish-nya dengan mendukung pemangkasan suku bunga total 150 bps tahun ini, meski tiga Presiden Fed yakni Hammack, Musalem, dan Bostic menilai pemangkasan tambahan tidak lagi diperlukan. Di Asia, PBoC mempertahankan suku bunga pinjaman (LPR) tenor 1 tahun dan 5 tahun di level 3,0% dan 3,5% sesuai ekspektasi. Dari sisi data, kepercayaan konsumen Eurozone meningkat ke -14,9 pada September, sementara indeks aktivitas nasional Chicago Fed membaik dari -0,28 pada Juli menjadi -0,12 pada Agustus. Ke depan, pasar mencermati risiko penutupan pemerintahan AS, pengumuman Gubernur RBNZ, serta kontestasi kepemimpinan di Jepang yang resmi dimulai dengan lima kandidat.

Fokus hari ini

Pasar Asia diperkirakan dibuka menguat hari ini, sementara bursa Jepang tutup karena libur nasional. Agenda ekonomi di kawasan meliputi PMI September Australia (manufaktur 51,6 dan jasa 52,0), inflasi Agustus Malaysia dan Singapura, PMI September India, serta pesanan ekspor Agustus Taiwan. Sore nanti, perhatian pasar akan tertuju pada rilis PMI September dari Eurozone, Inggris, dan AS.

Indonesia

Kementerian Keuangan melaporkan defisit anggaran sebesar Rp321,6 triliun pada Januari–Agustus 2025 atau setara 1,35% PDB. Pendapatan negara turun 7,8% YoY menjadi Rp1.638,7 triliun (57,2% target APBN), sementara belanja naik 1,5% YoY menjadi Rp1.960 triliun (55,6% target). Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan perlunya percepatan belanja di akhir tahun untuk mendukung target pertumbuhan 5,2%. Di sisi lain, Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA (idn)’ dan Jangka Pendek ‘F1+ (idn)’ dengan outlook stabil kepada PT Danantara Investment Management (DIM).

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 713