Global
Setelah reli yang kuat belakangan ini, pasar saham Amerika Serikat mengalami koreksi ringan pada hari Senin. Tiga indeks utama ditutup melemah antara 0,2% hingga 0,7%, mengakhiri tren kenaikan selama sembilan hari berturut-turut. UST diperdagangkan sedikit lebih rendah, seiring data ekonomi AS yang sebagian besar melampaui ekspektasi pasar. Imbal hasil UST naik sebesar 1-4 bps, menghasilkan kurva bear steepening. Nilai tukar dolar AS melemah, dengan pergerakan signifikan terhadap mata uang Asia, khususnya dolar Taiwan (TWD). Harga minyak mentah cenderung melemah, sementara permintaan beli yang kuat mendorong harga emas kembali naik melampaui USD 3.320 per ons. Menteri Keuangan AS, Bessent, kembali menegaskan bahwa kebijakan tarif, bersama dengan pemotongan pajak dan agenda deregulasi pemerintah, akan mendorong pertumbuhan ekonomi mendekati 3%. Terkait dengan perdagangan, India mengusulkan skema tarif nol-untuk-nol (zero-for-zero) terhadap baja, suku cadang otomotif, dan produk farmasi dalam pembicaraan dagang dengan AS. Sementara itu, Washington dilaporkan menolak permintaan Jepang untuk pembebasan tarif secara penuh, meskipun mungkin akan menurunkan tarif spesifik sebesar 14%. Otoritas Taiwan kembali membantah adanya pembahasan nilai tukar dengan AS dan menyerukan agar spekulasi tersebut dihentikan. Dari sisi data, indeks jasa ISM AS untuk April tercatat lebih tinggi di angka 51,6 (vs konsensus 50,2), dengan komponen pesanan baru yang solid (52,3 vs 50,3) serta peningkatan pada komponen ketenagakerjaan (49,0 vs 47,1). Sentimen investor Uni Eropa pada bulan Mei, berdasarkan survei Sentix, meningkat ke -8,1, lebih baik dari perkiraan pasar (-11,5). Sebaliknya, PMI komposit Kanada untuk April meleset dari ekspektasi dan turun ke level terendah dalam lima tahun, yakni 41,7.
Fokus hari ini
Pasar China dan Hong Kong kembali dibuka hari ini, sementara Jepang dan Korea Selatan masih dalam masa libur. Penetapan nilai tukar harian oleh PBoC akan menjadi fokus utama pasar Asia pada perdagangan intraday. Kalender ekonomi Asia cukup padat, dengan rilis data PMI April Singapura, inflasi (CPI) April Filipina, indeks harga komoditas ANZ April Selandia Baru, persetujuan pembangunan dan belanja rumah tangga Maret Australia, PMI Caixin April Tiongkok, inflasi April Thailand, serta sejumlah data ekonomi dari Vietnam. Selain itu, pasar juga akan mencermati data produksi industri dan manufaktur Maret Prancis, indeks harga produsen (PPI) Maret Zona Euro, serta neraca perdagangan Maret Amerika Serikat.
Pertumbuhan melemah
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melambat menjadi 4,9% (YoY) pada kuartal I-2025 dari 5,0% pada kuartal IV-2024. Capaian ini sejalan dengan konsensus (4,9%), namun sedikit di atas proyeksi internal kami (4,7%). Pelemahan tersebut sebagian besar disebabkan oleh melemahnya momentum permintaan domestik. Pertumbuhan investasi melambat tajam menjadi 2,1% (YoY), kemungkinan disebabkan oleh menurunnya aktivitas konstruksi (2,2% dari 5,8% pada kuartal IV-2024) serta harga komoditas yang lebih lemah. Konsumsi rumah tangga juga sedikit menurun menjadi 4,9% dari sebelumnya 5,0%. Kontribusi permintaan domestik turun menjadi 3,5 poin presentase dari 4,9 poin. Impor melambat menjadi 4,0% (YoY) dari 10,4%, sementara ekspor bertahan relatif kuat di 6,8% (dari 7,6%), sebagian karena percepatan pengiriman barang ke AS. Hal tersebut meningkatkan kontribusi net ekspor menjadi 0,8 poin. Ke depan, kami mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB tahun 2025 sebesar 4,7% (YoY), dengan ekspektasi adanya pelambatan lanjutan pada kuartal-kuartal mendatang.
Disclaimer ON