Top Three Things – 13 Oktober 2025

Global

Ketegangan perdagangan global kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif tambahan sebesar 100% terhadap Tiongkok, disertai pembatasan ekspor untuk seluruh critical software mulai 1 November. Langkah ini diambil setelah Tiongkok memperketat ekspor rare earth dan bahan baku penting lainnya, memberlakukan biaya pelabuhan baru bagi kapal AS, serta memulai investigasi antimonopoli terhadap Qualcomm Inc. Presiden Trump juga mengancam akan membatalkan pertemuan yang telah dijadwalkan dengan Presiden Xi Jinping. Sentimen pasar global berbalik ke arah risk-off pada akhir pekan lalu, dengan indeks S&P 500 ditutup turun 2,71% — penurunan harian terburuk sejak 10 April — sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 11 bps menjadi 4,03% karena meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven. Harga minyak mentah juga melemah, dolar AS terkoreksi, sementara harga emas dan indeks volatilitas VIX menguat. Penutupan pemerintahan AS yang masih berlangsung mulai menimbulkan dampak nyata, dengan sejumlah pegawai pemerintah federal mulai mengalami pemutusan hubungan kerja. Senat dijadwalkan baru akan bersidang kembali pada Selasa. Dari sisi data ekonomi, indeks sentimen konsumen University of Michigan tercatat stabil di level 55,0 (sebelumnya 55,1). Indeks kondisi saat ini meningkat dari 60,4 menjadi 61,0, sedangkan indeks ekspektasi turun tipis dari 51,7 menjadi 51,2. Ekspektasi inflasi satu tahun sedikit menurun dari 4,7% menjadi 4,6%, sementara ekspektasi inflasi jangka menengah (5–10 tahun) tetap di 3,7%.

Fokus hari ini

Pasar Asia diperkirakan bergerak fluktuatif pagi ini seiring meningkatnya ketegangan perdagangan AS–Tiongkok yang menekan harapan tercapainya kesepakatan dagang serta pertemuan Trump–Xi pada akhir bulan. Namun, sinyal awal dari AS yang menunjukkan keterbukaan untuk melanjutkan negosiasi turut mendorong penguatan US equity-index futures. Agenda ekonomi hari ini berfokus pada rilis data perdagangan Tiongkok bulan September dan inflasi (CPI) India, sementara pejabat Bank of England (Greene dan Mann) serta The Fed (Paulson) dijadwalkan menyampaikan pidato. Dalam sepekan ke depan, perhatian pasar akan tertuju pada Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia (13–18 Oktober) yang diperkirakan menghadirkan pembaruan proyeksi pertumbuhan global. Pasar juga akan mencermati rilis data moneter Tiongkok serta CPI/PPI pada 15 Oktober, risalah kebijakan RBA, CPI Jerman dan survei ZEW, klaim pengangguran awal, PPI dan penjualan ritel AS pada Kamis, serta PDB kuartal III dan data perdagangan Malaysia pada Jumat. Musim laporan keuangan AS juga dimulai, dengan JPMorgan, Wells Fargo, Citigroup, dan Goldman Sachs akan merilis kinerja keuangannya besok, disusul oleh Bank of America dan Morgan Stanley pada Rabu.

Indonesia

Menteri Investasi Rosan Roeslani mengumumkan bahwa program waste-to-energy nasional akan membutuhkan pendanaan sekitar IDR91 triliun untuk membangun proyek di 33 kota. Inisiatif ini bertujuan mengatasi permasalahan sampah yang kian meningkat dan akan dimulai di 10 kota pada awal November, dengan Jakarta menjadi lokasi empat hingga lima pembangkit, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters. Pendanaan proyek akan difasilitasi melalui kemitraan antara Danantara dan penyedia teknologi, sementara PLN akan menjadi pembeli utama listrik yang dihasilkan.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 735