Direktur Lokataru Ditangkap, Penyerangan Kampus Unisba dan Unpas, dan Diplomat RI Tewas Ditembak

POLITIK

1. Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, ditangkap oleh aparat dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Senin malam (1/9/2025). Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, Delpedro ditangkap atas dugaan menyebarkan informasi bohong yang menimbulkan keresahan, serta merekrut anak untuk ikut aksi anarkis dalam unjuk rasa di Jakarta 25 Agustus lalu. Lokataru Foundation merupakan organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam penguatan demokrasi. Founder Lokataru Foundation, Haris Azhar, menuding kepolisian telah melakukan pelanggaran prosedur dalam penangkapan Delpedro di kantor Lokataru.

2. Centre for Strategic and International Studies (CSIS) berpendapat, pemerintah belum merespons akar permasalahan pemicu demonstrasi. Menurut Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri, pemicu demonstrasi adalah kombinasi antara beban ekonomi yang makin berat dan proses politik formal yang belum menyerap aspirasi masyarakat. Pemerintah lebih melihat demo sebagai kekacauan politik, tapi belum mengakui kondisi ekonomi tidak baik-baik saja.

Peneliti CSIS Deni Friawan menambahkan, akar dari demonstrasi adalah krisis kepercayaan kepada pemerintah akibat runtuhnya legitimasi fiskal. Di satu sisi, rakyat diminta membayar pajak dan menerima efisiensi yang dilakukan pemerintah. Namun di sisi lain, pemerintah melakukan pemborosan dengan menambah jumlah kementerian/lembaga, membiarkan rangkap jabatan di BUMN, serta menaikkan gaji dan tunjangan anggota DPR.

3. Polda Jawa Barat membantah petugasnya di lapangan menembakkan gas air mata ke area kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) yang berada di Jalan Tamansari, Bandung, pada Senin malam (1/9/2025). Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan hari ini menyatakan, penembakan gas air mata dilakukan untuk membubarkan massa yang memblokade jalan tersebut.

Efek dari gas air mata, kata Hendra, merembet ke dalam kedua kampus itu. Namun, berdasarkan rekaman video yang dibagikan mahasiswa, terlihat suasana kacau di dalam kampus saat terdengar suara ledakan dan efek gas air mata. Satpam kampus mengungkap ditemukan puluhan selongsong peluru gas air mata di dalam lingkungan kampus.

4. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (FH Unnes) Iko Juliant Junior, meninggal dunia. Kalangan keluarga dan Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH Unnes menilai kematian dia tidak wajar, dan tengah melakukan investigasi. Ditemukan luka-luka lebam di matanya. Menurut dokter ada pendarahan di limpa. Iko disebut saat menjalani perawatan darurat sempat mengigau “jangan pukul pak”.

Pihak keluarga menerima kabar Iko masuk RS Kariadi pada Minggu siang. Dikabarkan dia dibawa masuk ke RS itu oleh polisi, yang menyebut Iko mengalami kecelakaan. Namun, teman-temannya menyebut Iko ikut dalam unjuk rasa pada Sabtu (30/8/2025), yang berujung rusuh di Semarang.

5. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) batal menggelar unjuk rasa “Indonesia (C)emas 2025 Jilid II” pada hari ini, Selasa (2/9/2025), karena khawatir akan ditunggangi pihak lain. Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Muzzamil Ihsan mengungkapkan, pihaknya masih merumuskan langkah yang paling tepat dan memberikan solusi untuk pemerintah.

6. Sejumlah media asing mengangkat pemberitaan tentang 20 orang yang dikabarkan masih belum diketahui keberadaan mereka setelah berlangsung aksi unjuk rasa di berbagai kota di Indonesia. Jumlah orang yang belum diketahui keberadaannya per 1 September 2025 tersebut diungkapkan oleh organisasi penguatan sipil Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Media asing yang mengabarkan berita itu antara lain media Perancis AFP dan The Guardian dari Inggris. Sementara itu, PBB mendesak supaya dilakukan penyelidikan atas pelanggaran HAM yang terjadi selama unjuk rasa.

EKONOMI

1. Daya beli petani, yang tercermin dari nilai tukar petani (NTP) kembali naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, NTP pada Agustus 2025 mencapai 123,57, naik 0,76% dibanding Juli 2025 yang 122,64. Menurut Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, kenaikan NTP didorong oleh meningkatnya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,84%, lebih tinggi dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya 0,08%. Total angka It pada Agustus sebesar 153,95. Sementara Ib sebesar 124,58.

2. Menkeu Sri Mulyani mengucurkan Rp 16 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mendanai Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia. Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 63 Tahun 2025 tanggal 28 Agustus 2025.

3. Menkeu Sri Mulyani memastikan, tak akan menaikkan tarif pajak hingga mengenakan pajak baru untuk meningkatkan penerimaan negara, meskipun kebutuhan belanja negara pada 2026 sangat besar. Dalam Raker bersama Komite IV DPD, ia mengatakan, ketimbang mengenakan pajak baru dan menaikkan pajak, pemerintah memilih untuk memperbaiki layanan administrasi pajak guna mendorong kepatuhan dan memperkuat pengawasan kepatuhan wajib pajak.

HUKUM

Seorang diplomat Indonesia yang bertugas di Peru, Amerika Selatan, yaitu Zetro Leonardo Purba, tewas ditembak pada Senin (1/9/2025). Dia ditembak saat kembali ke rumah sewaan mereka di Ibu Kota Peru, Lima. Penembakan dilakukan oleh seorang pria yang dibonceng sepeda motor. Menlu Sugiono sudah menghubungi Menlu Peru Elmer Schiller dan minta agar dilakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus penembakan Zetro.

TRENDING MEDSOS

ALL EYES ON BANDUNG trending di X, setelah viral video-video yang memperlihatkan suasana mencekam di kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), Senin (1/9/2025) malam. Video yang beredar memperlihatkan aparat menaiki kendaraan taktis (rantis) kemudian menyisir sekitar kawasan kampus. Dalam video lanjutan memperlihatkan banyak mahasiswa tumbang karena menghirup gas air mata yang disemprotkan dan tertembak peluru karet yang diduga dilakukan oleh aparat. Presiden Mahasiswa Unpas, Ridho Dawam mengatakan, mahasiswa sebelumnya melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Barat sampai siang hari. Warganet di X geram, karena aksi unjuk rasa yang berjalan di depan gedung DPRD Jawa Barat berlangsung dengan damai dan aman, tapi aparat justru melakukan tindakan represif dengan menyemprotkan gas air mata di area kampus Unpas dan Unisba yang merupakan titik evakuasi dan posko medis bagi mahasiswa yang berunjuk rasa.

HIGHLIGHTS

1. Penangkapan direktur Lokataru seyogianya dilakukan sesuai aturan yang berlaku (sesuai dengan KUHAP). Terburu-buru menangkap mungkin dengan alasan untuk meredam meluasnya aksi demonstrasi, malah akan menjadi sumber permasalahan baru dalam proses penegakan hukum. Polisi sebenarnya bisa memanggil terlebih dahulu seseorang untuk dimintai keterangan, kecuali memang tertangkap tangan melakukan tindakan yang dituduhkan. Aksi penangkapan ini bisa memperburuk citra polisi dalam negara hukum yang demokratis.

2. Dalam kasus gas air mata di Kampus Unisba dan Unpas Bandung, jelas sekali pihak polisi melakukan pembohongan publik. Berdasarkan saksi mata dan rekaman video yang beredar, jelas sekali bahwa peluru gas air mata ditembakkan ke arah dalam kampus. Apalagi kemudian ditemukan selongsong peluru gas air mata di dalam lingkungan kedua kampus tersebut. Sikap polisi yang semacam ini justru semakin menambah ketidakpercayaan publik terhadap institusinya.

SUMBER

BRIEF UPDATE
Kerjasama MAKPI dengan BDS Alliance
Selasa, 2 September 2025

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 684