Global
Wall Street ditutup melemah secara luas pada Selasa, dengan Nasdaq turun 1,5% di tengah minimnya rilis data serta sikap investor yang berhati-hati menjelang pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Sentimen pasar semakin tertekan setelah Departemen Perdagangan AS pada 19 Agustus memperluas cakupan tarif baja dan aluminium, dengan menerapkan bea masuk 50% terhadap lebih dari 400 kategori produk tambahan. Daftar baru tersebut mencakup turbin angin, crane bergerak, peralatan rumah tangga, baja listrik untuk kendaraan listrik, dan ratusan produk lainnya. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan biaya input bagi sektor manufaktur, infrastruktur, dan transportasi, sekaligus menandai arah kebijakan yang lebih proteksionis sehingga menambah fokus pada diversifikasi rantai pasok. Dari sisi data, perumahan AS pada Juli menunjukkan hasil yang beragam: housing starts naik menjadi 1,43 juta unit tahunan dari 1,36 juta pada Juni, sementara izin bangunan turun menjadi 1,35 juta dari 1,39 juta, mencerminkan bahwa pengembang masih melanjutkan proyek yang ada tetapi tetap berhati-hati untuk proyek baru. Salah satu peritel besar di AS menyoroti bahwa tingginya suku bunga dan ketidakpastian ekonomi terus menekan permintaan konsumen untuk proyek perbaikan rumah berskala besar, sembari memperingatkan potensi kenaikan harga akibat tarif baru tersebut.
Fokus hari ini
Pagi ini, data ekspor Jepang untuk Juli menunjukkan penurunan sebesar 2,60% YoY, melemah dari -2,10% pada Juni, sementara impor anjlok menjadi -7,50% YoY dari revisi 0,30% pada Juni. Fokus pasar hari ini tertuju pada keputusan suku bunga bank sentral. Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) diperkirakan akan mempertahankan Loan Prime Rate tenor 1-tahun dan 5-tahun tetap tidak berubah. Tak lama setelah itu, Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) dijadwalkan menggelar rapat dan diperkirakan memangkas official cash rate sebesar 25 bps menjadi 3,00%. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan keputusan kebijakannya sore ini pukul 14.00 WIB, dengan ekspektasi suku bunga acuan tetap di 5,25%. Dari Eropa, data penting yang akan dirilis mencakup inflasi Inggris dan Uni Eropa, sementara di AS akan dipublikasikan data aplikasi KPR.
Indonesia
Bank Indonesia (BI) dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakannya sore ini pukul 14.00 WIB, dengan ekspektasi mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%. Dari Januari hingga Juli 2025, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar total 75 bps. Ke depan, kami memperkirakan masih ada ruang pemangkasan tambahan sebesar total 50 bps hingga akhir tahun, meskipun BI akan tetap bersikap oportunis dalam menentukan waktu pemangkasannya.
Disclaimer ON