Global
Perdagangan pada hari Senin berlangsung relatif sepi, dengan minimnya rilis data dan laporan kinerja emiten. Pelaku pasar bersiap menantikan rilis US CPI pada Selasa, sambil terus mencermati perkembangan terkait kebijakan tarif. Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang tenggat waktu penerapan tarif terhadap Tiongkok selama 90 hari, setelah sebelumnya melalui media sosial mendesak Tiongkok untuk meningkatkan pembelian kedelai Amerika. Indeks saham utama AS ditutup melemah 0,3%–0,5%, meskipun Nasdaq 100 sempat mencatat rekor tertinggi baru di awal sesi sebelum terkoreksi menjelang penutupan. Pasar UST relatif tenang dengan imbal hasil hampir tidak berubah di seluruh tenor. Pergerakan di pasar valuta asing juga terbatas, sementara Dollar Index menguat 0,35%. Selain itu, Presiden Trump juga menegaskan bahwa tidak ada tarif impor emas ke AS. Harga minyak mentah stabil seiring pasar menantikan hasil pertemuan Trump–Putin pada Jumat mendatang.
Fokus hari ini
Hari ini, Reserve Bank of Australia (RBA) dijadwalkan menggelar rapat kebijakan, dengan ekspektasi adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps dari 3,85% menjadi 3,60%. Karena pasar telah sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan tersebut, reaksi pasar kemungkinan akan bergantung pada nada pernyataan RBA dan konferensi pers Gubernur Bullock. Pasar Asia diperkirakan bergerak hati-hati, dengan bursa Jepang kembali dibuka setelah libur panjang, sementara pasar Thailand tutup karena libur nasional. Agenda ekonomi di Kawasan Asia mencakup PDB kuartal II Singapura (final), CPI Juli India, dan data moneter Juli Jepang. Pada sesi berikutnya, pasar akan mencermati data pasar tenaga kerja Juli Inggris, indeks ekspektasi ZEW Agustus Jerman, dan CPI Juli AS.
Indonesia
Indonesia dan Peru menandatangani perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) di Jakarta pada Senin (11 Agustus) untuk mendorong perdagangan dan investasi bilateral. Presiden Prabowo menyatakan bahwa perjanjian ini “akan memperluas akses pasar dan meningkatkan aktivitas perdagangan antara kedua negara,” usai bertemu Presiden Peru Dina Boluarte. Kedua pemimpin sepakat memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk pangan, perikanan, pertambangan, energi, dan pertahanan. Sementara itu, pejabat senior Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan bahwa mandat pencampuran bahan bakar nabati akan dinaikkan menjadi 50% (B50) pada tahun depan, meskipun kemungkinan besar tidak akan dimulai pada Januari.
Disclaimer ON