Top Three Things – 23 Mei 2025

Global

Pasar saham AS ditutup bervariasi pada Kamis, dipengaruhi oleh tekanan jual menjelang penutupan yang mengimbangi kenaikan sebelumnya. Indeks-indeks utama seperti S&P dan Dow ditutup relatif datar, sementara Nasdaq mencatat kenaikan tipis (S&P dan Dow: 0,0%; NASDAQ: 0,3%). Bitcoin mencapai rekor tertinggi baru di level USD112 ribu. Rancangan Undang-Undang (RUU) andalan Presiden AS Donald Trump, yang dikenal sebagai “One, Big, Beautiful Bill”, setelah mengalami sejumlah amandemen, berhasil lolos di Dewan Perwakilan Rakyat dengan selisih suara tipis 215–214. RUU tersebut kini dikirim ke Senat untuk disetujui, di mana hanya dibutuhkan mayoritas sederhana. Partai Republik saat ini menguasai Senat dengan selisih tiga kursi. Namun, beberapa senator Partai Republik menyatakan bahwa perubahan signifikan pada RUU tersebut diperlukan agar dapat memperoleh dukungan mereka. Ketua DPR Mike Johnson menargetkan agar RUU ini dapat ditandatangani oleh Presiden sebelum 4 Juli. RUU ini bertujuan memenuhi sebagian janji kampanye Presiden Trump dan diperkirakan akan menelan biaya sebesar USD3,8 triliun dalam sepuluh tahun ke depan, menurut Kantor Anggaran Kongres AS (CBO). Sementara itu, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller tetap berhati-hati dalam memberikan sinyal penurunan suku bunga. Ia menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga dapat dipertimbangkan pada paruh kedua tahun 2025, apabila tarif perdagangan AS terhadap mitra dagangnya dapat ditetapkan di kisaran 10% pada bulan Juli. Dari sisi data, pembacaan awal indeks PMI komposit AS pada bulan Mei menunjukkan kejutan positif, naik ke level 52,1 dibandingkan 50,6 pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini ditopang oleh penguatan pada sektor manufaktur maupun jasa. Di sisi lain, data pasar tenaga kerja mingguan AS menunjukkan hasil yang bervariasi, dengan klaim awal tunjangan pengangguran turun 0,9% menjadi 227 ribu (untuk pekan yang berakhir 17 Mei), sementara klaim lanjutan naik 1,9% menjadi 1,9 juta (untuk pekan yang berakhir 10 Mei).

Fokus hari ini

Pada pagi ini, inflasi konsumen (CPI) Jepang bulan April tercatat stabil di 3,6% secara tahunan. Namun, inflasi inti (core CPI) dan supercore CPI — yang mengecualikan makanan segar dan energi — mengalami percepatan menjadi masing-masing 3,5% YoY dan 3,0%, dari sebelumnya 3,2% dan 2,9% pada Maret. Kalender data hari ini relatif ringan. Singapura dijadwalkan merilis data CPI April pada siang hari, dengan konsensus memperkirakan inflasi utama (headline CPI) melambat menjadi 0,8% YoY dari 0,9% pada Maret, sementara inflasi inti diperkirakan tetap stabil di 0,5% YoY. Di tempat lain, Inggris akan merilis data penjualan ritel bulan April.

Indonesia

Neraca pembayaran Indonesia mencatat defisit sebesar USD0,8 miliar pada kuartal I 2025, berbalik dari surplus sebesar USD7,9 miliar pada kuartal IV 2024. Perubahan ini disebabkan oleh pergeseran akun modal dan finansial dari surplus menjadi defisit sebesar USD0,3 miliar pada kuartal I 2025, dibandingkan dengan surplus USD9,7 miliar pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, defisit transaksi berjalan menyempit menjadi USD0,2 miliar (0,1% terhadap PDB) dari USD1,1 miliar (0,3% terhadap PDB) pada kuartal IV 2024, ditopang oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang, khususnya dari sektor nonmigas. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan neraca pembayaran akan tetap solid sepanjang 2025, didukung oleh surplus akun modal dan finansial yang terjaga serta defisit transaksi berjalan yang terkendali dalam kisaran 0,5%–1,3% terhadap PDB.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 564