Top Three Things – 24 April 2025

Global

Ketidakpastian terkait retorika tarif kembali menjadi perhatian. Presiden Trump berencana mengecualikan suku cadang mobil dari tarif impor yang dikenakan terhadap produk China dalam upaya memerangi produksi fentanyl, serta dari tarif yang dikenakan atas baja dan aluminium. Namun, tarif sebesar 25% yang dikenakan terhadap seluruh impor mobil buatan luar negeri akan tetap diberlakukan. Tarif terpisah sebesar 25% atas suku cadang juga akan tetap berlaku dan dijadwalkan mulai efektif pada 3 Mei 2025. Sehari setelah menyatakan bahwa Presiden Trump akan bersikap “sangat ramah” terhadap China, dan muncul laporan intrahari bahwa AS bersedia menerapkan tarif yang lebih ringan secara bertahap selama lima tahun, Menteri Keuangan Scott Bessent menyampaikan bahwa kesepakatan dagang secara penuh kemungkinan memerlukan waktu dua hingga tiga tahun. Indeks DXY menguat tipis selama sesi perdagangan AS, sementara ditutup lebih tinggi (S&P: +1,7%; NASDAQ: +2,5%; Dow: +1,1%). Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS (UST) mengalami pergerakan fluktuatif, dengan kenaikan imbal hasil di tenor pendek setelah sempat menyentuh level terendah sesi. Terkait pernyataan dari pejabat The Fed, Hammack menyampaikan pandangannya mengenai neraca bank sentral. Ia menyebutkan bahwa pengurangan neraca kemungkinan masih dapat dilanjutkan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Ia juga menambahkan bahwa meskipun sangat sulit untuk menentukan kapan cadangan menjadi terbatas, terdapat risiko dalam mempertahankan neraca yang terlalu besar. Mengenai suku bunga kebijakan, ia mengatakan bahwa “saat ini bukan waktu yang tepat untuk bersikap preemptif; ini adalah waktu yang tepat untuk menunggu, mengamati, dan mencermati.” Ia juga menegaskan bahwa diperlukan justifikasi yang sangat kuat bagi The Fed untuk melakukan intervensi di pasar keuangan. Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan hasil yang beragam. Pertumbuhan izin bangunan melambat menjadi 0,5% MoM pada Maret dari 1,6% pada Februari. Namun, penjualan rumah baru meningkat sebesar 7,4% MoM dari 3,1% pada Februari. Indeks PMI manufaktur S&P AS naik tipis menjadi 50,7 pada April (estimasi awal) dari 50,2 di bulan sebelumnya, sementara PMI sektor jasa turun menjadi 51,4 dari 54,4. Di Eropa, indeks PMI awal untuk sektor jasa dan manufaktur di Jerman dan Prancis tercatat di bawah ambang batas 50. Di Asia, tekanan inflasi belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan signifikan. Inflasi utama dan inti Singapura pada Maret tercatat di bawah ekspektasi, demikian pula inflasi tahunan Malaysia yang mencapai 1,4% pada Maret, turun dari 1,5% pada Februari. Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan mencerminkan fokus pada stabilitas rupiah, meskipun risiko terhadap pertumbuhan meningkat dan belum sepenuhnya tercermin dalam data.

Fokus hari ini

Pagi ini, estimasi awal PDB Korea Selatan untuk kuartal I-2025 menunjukkan kontraksi sebesar 0,2% QoQ (disesuaikan musiman), setelah pertumbuhan 0,1% pada kuartal IV-2024. Data lain yang dijadwalkan rilis hari ini meliputi neraca perdagangan Maret Thailand (berdasarkan data bea cukai), indeks Ifo Jerman untuk April, serta data pesanan barang tahan lama dan klaim awal tunjangan pengangguran di AS. Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia masih berlangsung di Washington DC, dengan sejumlah pejabat ECB dijadwalkan menyampaikan pandangannya hari ini.

Indonesia

Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan tetap pada level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur bulan April 2025, sesuai ekspektasi pasar, sambil mengisyaratkan potensi pelonggaran moneter ke depannya. Kami memperkirakan penurunan suku bunga kumulatif sebesar 50 basis poin sepanjang tahun 2025. BI menegaskan komitmennya terhadap stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global, dengan secara khusus menyoroti tekanan depresiasi terhadap rupiah selama libur pasar Idulfitri, yang mendorong intervensi signifikan di pasar NDF luar negeri. BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 dari 3,2% menjadi 2,9% akibat meningkatnya fragmentasi perdagangan. Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7–5,5%, mencerminkan prospek ekspor yang melemah ke AS dan Tiongkok. Defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terkendali pada kisaran 0,5% hingga 1,3% dari PDB tahun 2025.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 529