Alasan AS Naikkan Tarif Bea Masuk, Dampak Kebijakannya Bagi Indonesia, dan Timnas Menang 1-0

EKONOMI

1. Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif bea masuk barang ke AS dari banyak negara, dengan alasan, salah satunya untuk melindungi produk dalam negerinya. Negara-negara yang terkena kenaikan tarif itu adalah yang menikmati surplus dalam perdagangan timbal balik dengan AS. Indonesia salah satunya. Berdasarkan laporan Trade Map, neraca perdagangan Indonesia dengan AS mencatatkan surplus sebesar USD 14,37 miliar pada 2024 atau naik 20,15% dibandingkan dengan surplus setahun sebelumnya yang sebesar USD 11,96 miliar. Ini artinya, AS lebih banyak belanja barang dari Indonesia, dibandingkan sebaliknya. Oleh karena itu, AS mengenakan kenaikan tarif bea masuk 32% terhadap barang impor dari Indonesia yang akan berlaku Rabu (9/4/2025). Kebijakan ini diperkirakan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berikut pendapat ekonom tentang pengaruh kebijakan tarif resiprokal Trump terhadap Indonesia:

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang menilai, rupiah bisa melemah karena peningkatan ketidakpastian global di tengah potensi penurunan pendapatan ekspor. Sementara pendiri Institute for Development Economics and Finance (Indef), Didin S Damanhuri menilai, tidak mustahil rupiah akan melampaui Rp17.000/USD. Di pasar offshore, Kamis lalu, rupiah tertekan nyaris menyentuh Rp 16.800/USD. Dalam kaitan pelemahan rupiah, menurut Didin, banyak perusahaan besar berpotensi melakukan PHK besar-besaran karena terdapat unsur biaya dolar AS dalam kegiatan operasionalnya.

Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi mengatakan, tarif resiprokal 32% kepada Indonesia akan menurunkan daya saing ekspor secara drastis, terutama pada sektor padat karya seperti tekstil, mebel, dan alas kaki. Sederet dampak tersebut juga berisiko untuk mengarah kepada penerimaan pajak yang turun. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin bergejolak dan cenderung melemah, terutama untuk emiten di beberapa sektor berorientasi ekspor.

2. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno menyampaikan, pemerintah menyusun tiga langkah strategis menghadapi kebijakan tarif resiprokal pemerintah AS di bawah Donald Trump. Prabowo mengandalkan strategi berbasis perluasan perdagangan, hilirisasi, dan penguatan konsumsi domestik.

3. Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira mengatakan, kebijakan Trump akan memukul sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) hingga otomotif. AS merupakan pasar sebagian besar pabrik TPT merek internasional di Indonesia. Dengan tarif yang lebih tinggi, merek itu diproyeksikan akan menurunkan jumlah pemesanan ke pabrik Indonesia. Sementara dalam negeri bakal dibanjiri produk Vietnam, Kamboja, dan China, karena mereka mengincar pasar alternatif.

Begitu pula sektor otomotif dan elektronik. Total ekspor otomotif ke AS pada 2023 sebesar USD 280,4 juta. Selain itu, rata-rata pertumbuhan ekspor produk otomotif ke AS adalah 11% pada 2019-2023. Pertumbuhan bisa negatif, begitu ada kenaikan tarif yang luar biasa. Pertama, harga kendaraan menjadi lebih mahal yang mengakibatkan penjualan turun. Kedua, kemungkinan resesi ekonomi AS naik karena permintaan lesu. Setiap 1% penurunan pertumbuhan ekonomi AS membuat ekonomi Indonesia turun 0,08%.

4. Di tengah perkiraan yang pesimistis, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Sutrisno, yakin produk Indonesia akan dipilih oleh importir AS meski dikenai tarif 32%. Alasannya, importir AS akan memilih negara dengan tarif paling kompetitif. Tarif terhadap Indonesia masih lebih rendah dibanding negara eksportir seperti China dan Vietnam yang dikenai tarif masing-masing 34% dan 46%.

5. Klaim Presiden AS Donald Trump terhadap tarif mitra dagang mereka, menimbulkan pertanyaan. Dalam hitungannya, Indonesia memberlakukan tarif 64% terhadap produk impor dari AS. Itu yang mendasari Trump menetapkan tarif resiprokal 32% terhadap Indonesia. Tarif sebesar 64% sudah menghitung manipulasi mata uang ataupun hambatan perdagangan. Namun, bila melihat data The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Trade Analysis Information System (TRAINS) dari PBB, rata-rata tarif impor yang diberlakukan Indonesia terhadap barang-barang AS hanyalah 7,74%, dan hanya tujuh kelompok barang yang dikenai tarif paling tinggi sebesar 150%, semuanya jenis minuman keras.

6. Kebijakan Trump mengenakan tarif impor barang dari Indonesia sebesar 32% bakal menyulut pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak lebih dari 50.000 orang di Indonesia. Angka tersebut dimunculkan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Presiden KSPI, Said Iqbal, hari ini memaparkan, jumlah pekerja yang terkena PHK itu terjadi di industri tekstil, garmen, sepatu, makanan dan minuman yang berorientasi ekspor ke AS, sawit, karet, dan pertambangan. Iqbal memprediksi, PHK bakal terjadi sekitar 3 bulan setelah penerapan tarif impor tersebut diberlakukan pada Rabu, 9 April 2025.

TRENDING MEDSOS

Warganet di X ramai menyoroti Timnas U17 Indonesia yang membuka Piala Asia U17 2025 dengan kemenangan 1-0 atas Korea Selatan pada Jumat (4/4/2025), di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jeddah, Arab Saudi, pada laga perdana babak penyisihan Grup C Piala Asia U17 2025. Kemenangan ini membawa Indonesia menempati posisi kedua klasemen Grup C dengan mengemas tiga poin dari satu pertandingan yang dijalani. Selanjutnya, Indonesia akan bertemu Yaman pada Senin (7/4/2025) mendatang, di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jeddah.

HIGHLIGHTS

Kebijakan ekonomi Presiden Trump yang menaikkan tarif impor barang dari hampir seluruh negara di dunia, memicu heboh sejagat. Aksi balasan pun sudah disiapkan banyak negara, antara lain China yang dikenai kenaikan tarif 34% sudah membalas dengan menaikkan tarif impor dari AS sebesar 34%. Perang dagang akan terjadi, dan sinyal resesi dunia pun sudah disuarakan banyak kalangan cerdik pandai. Di saat Indonesia menghadapi defisit anggaran, yang terpaksa harus ditambal dengan utang, maka pemerintah dituntut harus benar-benar serius dalam merespons situasi yang serba sulit ini. Gambaran yang dipaparkan KSPI, berupa PHK lebih dari 50.000 orang, hanyalah sebagian dari risiko yang bakal terjadi. KSPI menyebut potensi PHK itu nyata, karena sebagian dari perusahaan yang mempekerjakan para buruh itu, sekarang dalam kondisi oleng, dan benar-benar akan ambruk alias gulung tikar setelah tarif impor dari AS itu diberlakukan. Publik jelas berharap pemerintah mampu merespons kondisi ketidakpastian global ini dengan kebijakan yang komprehensif, bukan reaktif. Industri tekstil yang dulu pernah berjaya tapi kini terpuruk lemas menjadi bukti dari akibat penerapan kebijakan yang parsial, yang cuma menguntungkan importir tekstil.

SUMBER

BRIEF UPDATE
Kerjasama MAKPI dengan BDS Alliance
Sabtu, 5 April 2025

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 513