Global
ECB menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps, sesuai dengan ekspektasi pasar. Para anggota ECB setuju untuk menurunkan suku bunga dan nada pedoman ke depannya pun telah diubah. Pernyataan mengenai menjaga suku bunga kebijakan “cukup ketat selama diperlukan” dihapus. Proyeksi pertumbuhan PDB direvisi lebih rendah untuk periode 2024-2026. ECB mencatat bahwa dibandingkan dengan September, revisi ke bawah ini mencerminkan “revisi data investasi pada paruh pertama 2024, ekspektasi pertumbuhan ekspor yang lebih lemah pada tahun 2025, dan sedikit revisi ke bawah terhadap proyeksi ekspansi permintaan domestik pada tahun 2026.” Secara spesifik, pertumbuhan PDB untuk tahun 2025 direvisi turun 0,2 ppt menjadi 1,1%. Proyeksi inflasi juga direvisi lebih rendah untuk tahun 2024 dan 2025. Untuk 2025, ECB memperkirakan inflasi akan berada di angka 2,1% dibandingkan dengan 2,4% pada 2024, sebelum turun menjadi 1,9% pada 2026. Revisi ke bawah ini “terutama disebabkan oleh serangkaian rilisan data yang lemah, serta asumsi harga minyak mentah dan listrik yang lebih rendah”. President ECB Lagarde pun membuka kemungkinan untuk ECB kembali memangkas suku bunganya. Berlanjut ke AS, pasar bereaksi terhadap lonjakan inflasi harga produsen yang lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi produsen (PPI) meningkat menjadi 0,4% MoM dan 3,0% YoY dari 0,3% MoM dan 2,6% YoY pada Oktober. Menurut Bureau of Economic Analysis, hampir 60% dari kenaikan harga dapat dikaitkan dengan kenaikan 0,7% dalam indeks barang permintaan akhir. Seperempat dari kenaikan ini berasal dari lonjakan 54,6% dalam indeks telur ayam. Sementara itu, PPI inti melambat menjadi 0,2% MoM dari 0,3% pada Oktober. Data klaim pengangguran awal mingguan juga lebih tinggi dari ekspektasi, mencapai 242k untuk 7 Desember dibandingkan dengan 225k pada minggu sebelumnya. Saham AS terkoreksi, indeks DXY dan imbal hasil UST ditutup lebih tinggi pada sesi perdagangan AS. Ada juga berita mengenai kemungkinan pemogokan pekerja pelabuhan lagi dari Asosiasi Pekerja Dermaga Internasional. Kompromi sementara dicapai hingga 15 Januari, namun retorika terbaru menunjukkan terdapatnya tanda-tanda kesepakatan. Perkembangan di sektor ini akan penting untuk dipantau. Di India, kombinasi data inflasi dan aktivitas menunjukkan prospek baik bagi Reserve Bank of India (RBI) untuk memulai siklus pelonggaran pada pertemuan 7 Februari 2025. Inflasi pada bulan November turun menjadi 5,5% YoY, kembali berada dalam kisaran target RBI 2-6%, dari 6,2% YoY pada bulan Oktober dan secara umum sejalan dengan ekspektasi pasar. Komponen inflasi pangan turun menjadi 9,0% YoY (Oktober: 10,9%). Produksi industri naik 3,5% YoY pada Oktober dari 3,1% pada September. Peningkatan tersebut terjadi secara luas di sektor manufaktur, listrik, dan pertambangan. Meskipun demikian, rincian data menunjukkan perlambatan produksi industri di segmen barang konsumsi tahan lama dan barang modal.
Fokus hari ini
Data untuk hari ini mencakup harga impor dan ekspor AS bulan November, produksi industri Eropa untuk Oktober, dan angka produksi industri Jepang untuk Oktober. Villeroy, Holzmann, dan Centeno dari ECB akan memberikan pidato hari ini.
Penjualan mobil lemah
Menurut data dari Asosiasi Industri Mobil Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil grosir melambat menjadi 74.347-unit pada November, turun dari 77.191-unit pada Oktober. Penjualan mobil dari awal tahun hingga November tercatat sebanyak 784.347 unit, menandai kontraksi sebesar 11,9% YoY dan masih belum mencapai target penjualan yang direvisi oleh Gaikindo sebesar 850.000-unit (target sebelumnya 1 juta unit) untuk tahun 2024.
Disclaimer ON