Global
Wall Street ditutup lebih tinggi secara keseluruhan (S&P: 0,8%, Nasdaq: 1,8%, dan Dow: -0,2%) pada hari Rabu, setelah data inflasi (CPI) November sejalan dengan ekspektasi pasar. Di pasar komoditas, harga minyak Brent naik sebesar 2% menjadi USD 73,6 per barel, setelah Uni Eropa menyepakati sanksi tambahan terhadap armada tanker Rusia, yang menambah kekhawatiran terhadap pasokan minyak global. Meskipun demikian, meningkatnya harga minyak relatif terbatas di tengah naiknya persediaan bensin dan distilat di AS yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Secara rinci, data menunjukkan bahwa CPI naik menjadi 2,7% YoY (0,3% MoM) pada bulan November, meningkat dari 2,6% (0,2% MoM) pada bulan Oktober, sesuai dengan ekspektasi. Demikian pula, CPI inti meningkat menjadi 3,3% YoY (0,3% MoM) sejalan dengan konsensus pasar. Mengkaji lebih dalam, subkomponen tempat tinggal sedikit menurun pada bulan November menjadi 4,7% YoY (0,3% MoM), sekaligus mencatatkan angka terendah sejak Februari 2022. Dengan demikian, data CPI terbaru pun mendukung narasi bahwa Fed berpotensi dapat memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC pekan depan. Selain itu, Bank of Canada (BoC) memangkas suku bunga sebesar 50 bps menjadi 3,25%.
Fokus hari ini
Tingkat pengangguran di Australia turun menjadi 3,9% pada bulan November dari 4,1% pada bulan Oktober, lebih rendah dari ekspektasi (4,2%). Hari ini, pasar mengantisipasi CPI India akan turun menjadi 5,5% YoY pada bulan November dari 6,2% pada bulan Oktober. Di sisi bank sentral, ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25bps dan membawa suku bunga deposit menjadi 3,00%.
Defisit lebih besar
Defisit anggaran tercatat sebesar IDR 401,8 triliun, atau 1,81% dari PDB, pada akhir November, namun tetap di bawah perkiraan defisit PDB 2,7% untuk tahun 2024. Terkait dengan rencana kenaikan PPN untuk barang mewah pada tahun 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat bahwa kementeriannya masih merumuskan rincian klasifikasi barang, dengan penekanan bahwa hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan anggaran negara dengan prinsip keadilan. Pemerintah menargetkan defisit anggaran turun menjadi 2,5% dari PDB pada tahun 2025.
Disclaimer ON