Top Three Things – 22 Oktober 2024

Global

Hari Senin cukup lesu, di tengah minimnya rilisan data ekonomi. Pemilu AS terus menjadi fokus dengan tensi geopolitik di Timur Tengah. Ada tekanan jual di pasar saham dan obligasi. Dow dan S&P500 menutup sesi lebih rendah masing-masing sebesar 0,8% dan 0,2%, sementara Nasdaq berhasil menguat sebesar 0,3%. Imbal hasil UST bergerak lebih tinggi, karena jajak pendapat semakin mendukung Trump, sementara para pembicara The Fed, termasuk Logan, Kashkari dan Schmid memperingatkan adanya potensi pemangkasan suku bunga ke depan. Imbal hasil UST 2 tahun kembali berada di atas 4,0% dan imbal hasil 10 tahun kembali ke level tertinggi 3 bulan. Sementara itu, USD menguat. Emas naik ke level tertinggi, serta harga minyak mentah juga turut meningkat. PBoC memangkas LPR 1 tahun dan 5 tahun sebesar 25bps, sejalan dengan ekspektasi pasar. Dari segi data, leading index turun sebesar 0,5% MoM menjadi 99,7 di bulan September, level terendah sejak 2016, setelah turun sebesar 0,3% MoM di bulan Agustus. Lemahnya pesanan pabrik terus menjadi hambatan, sementara prospek kondisi bisnis di masa depan tetap lemah. PPI Jerman turun lebih besar dari perkiraan, sebesar 0,5% MoM (dibandingkan perkiraan -0,2% MoM), pada bulan September, sementara penjualan ritel di Perancis turun 0,5% YoY pada bulan September. Pesanan ekspor Taiwan meningkat lebih lanjut pada bulan September, meskipun dengan laju yang lebih lambat sebesar 4,6% YoY dari 9,1% pada bulan sebelumnya. Ekspor Korea Selatan pada 20 hari pertama bulan Oktober turun 2,9% YoY, sebagian besar disebabkan oleh penurunan ekspor minyak dan telepon seluler, sementara ekspor semikonduktor terus meningkat.

Fokus hari ini

Pasar Asia kemungkinan akan dibuka dengan nada hati-hati hari ini. Kalender ekonomi hari ini terdiri dari ekspor Selandia Baru pada bulan September, CPI bulan September Hong Kong, indeks harga produk industri Kanada bulan September, dan indeks manufaktur Richmond Fed bulan Oktober di AS.

Ketua dewan ekonomi

Presiden Prabowo Subianto menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan, mantan jenderal militer dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada pemerintahan sebelumnya, sebagai ketua Dewan Ekonomi Nasional yang baru. Luhut Pandjaitan mengungkapkan bahwa dewan tersebut akan berfungsi sebagai sebuah wadah pemikir yang terdiri dari para ahli ekonomi dan akan memberi nasihat kepada pemerintah baru tentang bagaimana cara mengambil kebijakan yang tepat untuk mencapai target pertumbuhannya.

Disclaimer ON

Makpi Support
Makpi Support
Articles: 348