Top Three Things – 11 Oktober 2024
Global
Pasar saham AS ditutup melemah semalam, dengan Dow, S&P dan Nasdaq masing-masing turun sebesar 0,1%, 0,2% dan 0,1%. Sementara itu, imbal hasil UST turun dengan UST tenor 2-tahun dan 10-tahun ditutup masing-masing pada 3,96% dan 4,06%. Harga minyak mentah naik lebih tinggi, sementara harga emas ditutup datar. Di AS, inflasi bulan September meningkat sebesar 0,2% MoM. Peningkatan serupa terjadi pada bulan Agustus, dan didorong oleh kenaikan harga tempat tinggal dan pangan. Secara tahunan, inflasi turun menjadi 2,4% dari 2,5% di bulan Agustus. Tidak termasuk pangan dan energi, inflasi inti meningkat sebesar 0,3% MoM. Namun, secara tahunan, inflasi inti naik tipis menjadi 3,3% YoY dari 3,2% pada bulan sebelumnya. Presiden Fed NY Williams menyatakan bahwa ia memperkirakan akan tepat untuk “melanjutkan perubahan sikap atas arah kebijakan moneter dari waktu ke waktu”. Secara terpisah, data mingguan pasar tenaga kerja AS lebih tinggi dari perkiraan. Klaim pengangguran awal naik lebih tinggi sebesar 14,7% menjadi 258 ribu (pekan yang berakhir pada tanggal 5 Oktober). Demikian pula, klaim lanjutan meningkat sebesar 2,3% menjadi 1,9 juta (pekan yang berakhir pada 28 September).
Fokus hari ini
Pagi ini, Bank of Korea (BoK) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps. Data produksi industri bulan Agustus dari Malaysia, Inggris dan India dijadwalkan untuk dirilis hari ini. Selain itu, akan terdapat pembacaan final inflasi Jerman untuk bulan September, tingkat pengangguran di Kanada, serta inflasi produsen di AS dan sentimen Universitas Michigan bulan Oktober.
Ekspektasi penjualan yang lebih rendah
Survei penjualan ritel Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan penjualan ritel akan melambat menjadi 4,7% YoY (-2,5% MoM) di bulan September dari 5,8% di bulan Agustus. Para pelaku ritel memperkirakan penjualan akan didorong oleh beberapa kelompok komoditas, termasuk bahan bakar otomotif, suku cadang, aksesori, dan pakaian. Angka di bulan September menunjukkan bahwa penjualan ritel diperkirakan akan meningkat sebesar 5,0% YoY pada 3Q-24, naik dari 0,6% di 2Q24. Survei yang sama juga menunjukkan bahwa responden memperkirakan tekanan inflasi akan lebih rendah pada tiga bulan ke depan (November) dan enam bulan ke depan (Februari 2025).
Disclaimer ON