Global
Tiongkok menjadi fokus pasar kemarin setelah meluncurkan paket stimulus yang lebih komprehensif. Stimulus tersebut mencakup pelonggaran moneter, dukungan terhadap pasar properti, dan langkah-langkah untuk memperkuat pasar modal. Dengan demikian, optimisme pun mendorong harga komoditas dan saham global lebih tinggi, meskipun data kepercayaan konsumen AS lemah. Alasan utama stimulus ini berpotensi lebih efektif dibandingkan upaya-upaya sebelumnya adalah karena stimulus ini secara langsung mengatasi beberapa akar penyebab lesunya ekonomi Tiongkok. Dukungan Tiongkok untuk pasar modal juga dinilai sangat positif. Strategi ini menandakan pengakuan bank sentral terhadap keterkaitan pasar keuangan dan pemulihan ekonomi. Jika upaya tersebut berhasil mengembalikan sentimen investor, hal ini dapat memberikan dampak positif kepada perekonomian dalam jangkah menengah. Pemulihan aktivitas dan kepercayaan pasar saham dapat meningkatkan pertumbuhan, menghasilkan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, serta yuan yang lebih kuat. Selain itu, dukungan PBoC yang ditargetkan pada pasar properti dapat memainkan peran penting dalam memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam mengelola tantangan ekonomi. Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen Conference Board AS turun tajam menjadi 98,7 pada bulan September dari 105,6 pada bulan Agustus. Angka ini sangat jauh dari ekspektasi pasar sebesar 104. Namun, perlu digarisbawahi bahwa survei tersebut dilakukan sebelum Fed memangkas suku bunga acuannya. Pasar tenaga kerja juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan, dengan jumlah konsumen yang memandang pekerjaan “banyak” turun menjadi 30,9%, level terendah sejak Maret 2021. Di sisi tekanan harga, ekspektasi inflasi 12-bulan ke depan pada beberapa komponen barang konsumen meningkat menjadi 5,2% di bulan September, naik dari 5,0% di bulan Agustus. Kombinasi dari melemahnya ekspektasi pasar kerja dan meningkatnya inflasi dapat menimbulkan tantangan yang signifikan bagi Federal Reserve.
Fokus hari ini
Pagi ini, pasar akan mencermati keputusan untuk medium term lending facility (MLF) 1-tahun Tiongkok. Selain itu, pasar juga akan memberi fokus kepada data kepercayaan konsumen Prancis dan data penjualan rumah baru AS. DI sisi bank sentral, pejabat Fed Kugler dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya nanti malam.
Peresmian smelter
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik smelter alumina senilai USD 941 juta di provinsi Kalimantan Barat pada Selasa (24/9). Smelter tersebut, yang dioperasikan oleh perusahaan pertambangan negara Aneka Tambang (Antam) dan perusahaan milik negara produsen aluminium Inalum, memiliki kapasitas produksi 1 juta metrik ton alumina per tahun. Presiden Jokowi mencatat bahwa kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton, dimana 56% di antaranya diimpor, dan proyek ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada aluminium impor. Perusahaan-perusahaan tersebut berencana menambah kapasitas kilang sebesar 1 juta ton lagi dan membangun pabrik aluminium untuk pemrosesan lebih lanjut, dengan perkiraan investasi masing-masing sebesar USD900 juta dan USD2 miliar. Kabar tersebut menyusul peresmian pabrik smelter tembaga PT Freeport di Gresik yang dilakukan pada Senin (23/9).
Disclaimer ON
Sumber
Analisis OCBC