Top Three Things – 21 April 2025

Global & fokus minggu ini

Akankah Presiden AS Memberhentikan Ketua The Fed Powell Sebelum Masa Jabatannya Berakhir pada Mei 2026? Kevin Hassett menyebut bahwa Donald Trump tengah mempelajari kemungkinan pemberhentian Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, sebelum masa jabatannya berakhir. Pada hari Jumat, indeks S&P 500 naik 0,13%, sementara kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami penyesuaian (steepening) seiring dengan kenaikan harga minyak yang mendorong ekspektasi inflasi. Pasar Asia pagi ini menantikan penetapan suku bunga pinjaman utama (Loan Prime Rate) tenor 1 tahun dan 5 tahun dari Tiongkok—yang diperkirakan tetap masing-masing pada level 3,1% dan 3,6%—sebagai acuan arah pasar. Indonesia juga akan merilis data neraca perdagangan bulan Maret hari ini. Selain itu, anggota Dewan Gubernur ECB, Mario Centeno, juga dijadwalkan menyampaikan pidato. Sepanjang pekan ini, perhatian investor akan tertuju pada laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar Eropa seperti BNP Paribas SA, Nestlé, Danone, Volvo, Unilever, Roche, dan Sanofi, serta Tesla, di tengah gejolak tarif perdagangan global. Sejumlah pejabat Federal Reserve juga dijadwalkan memberikan pernyataan, antara lain Jefferson, Harper, Kashkari, Barkin, Kugler, Goolsbee, Waller, Musalem, dan Hammack. Pasar akan mencermati setiap sinyal terkait arah kebijakan suku bunga ke depan. Selain itu, sejumlah data ekonomi penting akan dirilis pekan ini, termasuk indeks manufaktur dan jasa (PMI), data inflasi dari Malaysia dan Singapura, laporan Beige Book dari The Fed pada hari Rabu, estimasi pertumbuhan PDB Korea Selatan kuartal I-2025, serta indeks iklim bisnis IFO Jerman pada hari Kamis. Data produksi industri Singapura bulan Maret, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan untuk bulan April, serta proyeksi inflasi 1 tahun dan 5–10 tahun di AS juga akan dirilis pada hari Jumat. Setiap indikasi pelemahan ekonomi atau perubahan kebijakan dapat menambah volatilitas di pasar negara berkembang pekan ini. Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia akan mengadakan rapat moneter pada hari Rabu, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. Sementara itu, IMF diperkirakan akan merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global (sebelumnya 2,5% untuk 2025 dan 2,7% untuk 2026) guna mencerminkan “reboot” perdagangan global yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Revisi ini akan menjadi bagian dari pembahasan dalam Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia yang dihadiri para menteri keuangan dan gubernur bank sentral. Wakil Presiden AS, J.D. Vance, dijadwalkan mengunjungi India dan bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Sementara itu, pemungutan suara awal untuk pemilu federal Australia yang akan berlangsung pada 3 Mei dijadwalkan dimulai pekan ini.

Peningkatan komitmen impor dari AS

Indonesia berencana meningkatkan impor dari Amerika Serikat, khususnya dalam sektor pangan, energi, dan barang modal, hingga mencapai USD19 miliar —termasuk USD10 miliar untuk sektor energi—sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan surplus perdagangan dengan AS serta menghindari penerapan tarif sebesar 32% terhadap ekspor Indonesia. Dalam pertemuan dengan United States Trade Representative dan Secretary of Commerce di Washington pada 17 April, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Indonesia akan mengalihkan sebagian pembelian dari pemasok lain ke Amerika Serikat, serta memfasilitasi kegiatan usaha perusahan-perusahaan AS di dalam negeri melalui penyederhanaan perizinan dan pemberian insentif. Rencana ini mencakup impor gandum dan kedelai, serta dukungan terhadap kerja sama di bidang mineral kritis dengan AS. Kedua pihak menargetkan penyelesaian negosiasi dalam waktu 60 hari.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 524