Global
Pasar saham global mengawali pekan ini dengan penguatan tajam, membalikkan pelemahan yang terjadi pada akhir pekan lalu. Investor tampaknya mulai mengesampingkan kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi AS dan justru memilih merespons positif prospek pemangkasan suku bunga. Di tengah minimnya rilis data dan risiko kebijakan pekan ini, indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 berhasil ditutup di level tertinggi harian, didorong oleh peningkatan pada sektor teknologi. Di pasar obligasi, imbal hasil US Treasury turun sekitar 2 bps di seluruh tenor. ementara itu, nilai tukar dolar AS relatif stabil terhadap mayoritas mata uang utama, kecuali terhadap franc Swiss yang tertekan setelah AS resmi mengenakan tarif impor sebesar 39% terhadap produk asal Swiss. Dari sisi kebijakan moneter, Presiden San Francisco Fed, Mary Daly, menyatakan bahwa waktu untuk penurunan suku bunga “semakin dekat”, bahkan membuka ruang kemungkinan pemangkasan lebih dari dua kali tahun ini, dengan alasan pasar tenaga kerja yang mulai melemah dan tidak adanya tekanan inflasi berkelanjutan akibat tarif. Di sisi data, pesanan pabrik AS tercatat turun 4,8% pada Juni, menyusul revisi naik 8,3% pada Mei, dengan penurunan terbesar berasal dari pesanan pesawat komersial. Sementara itu, Sentix investor confidence di Uni Eropa turun ke level -3,7 pada Agustus, turun dari 4,5 pada bulan sebelumnya, jauh di bawah ekspektasi pasar. Dari Australia, inflasi Melbourne Institute untuk Juli naik menjadi 0,9% MoM, tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Di Asia, intervensi kembali dilakukan oleh Hong Kong Monetary Authority yang membeli HK$6,429 miliar.
Fokus hari ini
Pasar Asia hari ini diperkirakan akan melanjutkan pergerakan positif, didukung sentimen global yang membaik. Fokus pasar akan tertuju pada sejumlah rilis data penting di Kawasan APAC, termasuk inflasi Juli di Filipina, belanja rumah tangga Australia untuk Juni, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua. Selain itu, serangkaian data PMI sektor jasa untuk bulan Juli juga akan dirilis di Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Tiongkok. Dari Eropa dan AS, investor akan mencermati data produksi industri Prancis untuk Juni, Producer Price Index Uni Eropa, serta indeks ISM services AS untuk Juli.
Indonesia
Pemerintah Indonesia telah merampungkan perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pertamanya di kawasan Amerika Utara bersama Kanada, setelah lebih dari dua setengah tahun proses negosiasi. Kesepakatan Indonesia-Canada Agreement (ICA-CEPA) ini dijadwalkan untuk ditandatangani pada Oktober 2025 dan akan membuka akses pasar lebih luas bagi barang dan jasa Indonesia, termasuk sektor telekomunikasi, pariwisata, dan konstruksi. Di sisi investasi, perjanjian ini juga memberikan kemudahan di sektor pertanian, energi, dan manufaktur, sebagaimana yang dilaporkan oleh Antara. Selain itu, perjanjian ini mencakup bab khusus mengenai perdagangan elektronik, kekayaan intelektual, UMKM, serta komitmen terhadap lingkungan.
Disclaimer ON