Global
Indeks ekuitas AS ditutup lebih rendah (S&P 500: -1,8%; Dow Jones: -1,0%; Nasdaq: -2,6%) semalam, setelah Presiden Trump mundur dari kebijakan tarif terhadap Kanada dan Meksiko setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin kedua negara tersebut. Secara khusus, Presiden Trump mengumumkan penundaan tarif selama satu bulan untuk barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko berdasarkan Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) yang berlaku hingga 2 April, memberikan keringanan bagi mobil dan suku cadang yang memenuhi standar USMCA. Tanggal 2 April juga diperkirakan menjadi tanggal di mana Presiden Trump akan mengumumkan kebijakan tarif secara global. Meskipun demikian, seorang pejabat Gedung Putih memperkirakan sekitar 62% impor Kanada dan setengah dari barang-barang Meksiko tetap akan dikenakan tarif. Di sisi data, defisit perdagangan AS melebar ke angka tertinggi sepanjang masa sebesar USD131,4 miliar pada bulan Januari dari USD98,1 miliar pada bulan sebelumnya. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh percepatan impor menjelang kebijakan tarif. Sementara itu, pada pasar tenaga kerja, klaim pengangguran awal mingguan turun menjadi 221 ribu untuk minggu yang berakhir pada 1 Maret, lebih rendah dari konsensus sebesar 233 ribu dan 242 ribu pada minggu sebelumnya. Di tempat lain, Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi.
Fokus hari ini
Perhatian pasar akan tetap terfokus pada laporan nonfarm payroll (NFP) AS untuk periode bulan Februari. Konsensus memperkirakan NFP akan meningkat sebesar 160 ribu dan tingkat pengangguran akan tetap stabil di angka 4,0%. Di tempat lain, Uni Eropa akan merilis cetak data final PDB untuk 4Q24. Selain itu, Thailand akan merilis angka Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Februari. Pejabat Fed, Bowman dan Williams, dijadwalkan untuk berbicara hari ini. Pejabat ECB, termasuk Lagarde, Nagel, Escriva, dan Centeno, juga diperkirakan akan berbicara hari ini.
Ekspektasi penurunan ekspor minyak kelapa sawit
Asosiasi Minyak Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memproyeksikan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia akan turun sebesar 6,9% menjadi 27,5 juta metrik ton pada tahun 2025. Selain itu, GAPKI memperkirakan total produksi minyak kelapa sawit mencapai 53,6 juta ton tahun ini, dengan produksi minyak kelapa sawit mentah sedikit meningkat menjadi 49,0 juta ton. GAPKI menambahkan bahwa produksi minyak kelapa sawit mentah domestik mencapai 48,2 juta ton pada tahun 2024.
Disclaimer On