Global
Terjadi reli pemulihan pada ekuitas dan obligasi pada Hari Pertama pemerintahan Trump, seiring dengan pasar yang menunda ekspektasinya akan pengumuman tarif impor. Pada hari pertamanya, Trump mencabut hampir 80 tindakan eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden Joe Biden sebelumnya, hanya beberapa jam setelah mengucapkan sumpah jabatan kedua. Secara eksternal, kebijakan perdagangan Trump tampak lebih terukur, dengan tidak adanya pengumuman konkret mengenai tarif universal. Sebagai gantinya, dia mengindikasikan rencana untuk mempertimbangkan penerapan tarif terhadap barang-barang dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari. Fokus awal Trump pada isu domestik, termasuk imigrasi dan keberagaman, membantu meredakan kekhawatiran terhadap inflasi, yang mendorong harga obligasi naik. USD awalnya melemah, namun kembali menguat terhadap peso Meksiko dan dolar Kanada, sementara yuan Tiongkok tampak sedikit lega. Namun, headline kembali muncul pagi ini yang mengindikasikan bahwa pemerintahan Trump sedang mendiskusikan penerapan tarif 10% terhadap impor Tiongkok pada 1 Februari. Di sisi data, sentimen investor Jerman turun lebih tajam dari yang diperkirakan pada bulan Januari, tergerus menjadi 10,3 poin dari 15,7 poin pada Desember, lebih rendah dari proyeksi analis yang sebesar 15,3 poin. Kekhawatiran atas ketidakpastian kebijakan AS di bawah pemerintahan baru, ditambah dengan pemilu domestik yang akan datang di Jerman, membebani sentimen investor.
Fokus hari ini
Kalender data hari ini relatif ringan. Pasar akan fokus pada pidato pejabat ECB hari ini dan pertemuan Bank of Japan (BoJ) yang akan datang pada hari Jumat.
Revisi kebijakan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pada Selasa (21 Januari 2025) bahwa pemerintah akan mewajibkan eksportir sumber daya alam untuk menahan seluruh hasil ekspor (DHE) di dalam negeri selama minimal satu tahun, yang dimulai pada 1 Maret 2025, dengan target ekspor yang nilainya mencapai USD250 ribu atau lebih. Saat ini, eksportir sumber daya alam diwajibkan untuk menahan 30% dari hasil mereka di dalam negeri selama minimal tiga bulan, dan pengumuman terbaru ini menandakan perubahan signifikan dalam sikap pemerintah dibandingkan dengan rencana sebelumnya yang hanya memperpanjang periode penahanan. Menteri Hartarto juga menambahkan bahwa baik pemerintah maupun Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai fasilitas insentif untuk membantu eksportir, termasuk tingkat suku bunga deposito yang kompetitif, tarif pajak penghasilan 0% atas pendapatan bunga dari penempatan DHE, serta kemampuan untuk menggunakan penempatan ini sebagai jaminan untuk kredit rupiah dari bank maupun lembaga manajemen investasi. Kebijakan yang diusulkan, yang kabarnya telah mendapatkan dukungan dari Presiden Prabowo Subianto, diperkirakan dapat meningkatkan cadangan devisa sebesar USD90 miliar setiap tahunnya.
Disclaimer ON