Global
Saham AS ditutup lebih rendah pada hari Selasa seiring denngan pasar yang menyesuaikan kembali potensi pelonggaran kebijakan Fed setelah serangkaian data ekonomi yang telah dirilis. Imbal hasil UST 10-tahun meningkat menjadi 4,7%, memberikan tekanan signifikan pada saham-saham teknologi. Di pasar tenaga kerja, lowongan pekerjaan di AS meningkat secara tak terduga sebanyak 259 ribu menjadi 8,098 juta pada bulan November, melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan 7,7 juta. Angka bulan Oktober juga direvisi naik menjadi 7,839 juta dari 7,744 juta. Lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 273 ribu di sektor layanan profesional dan bisnis, 105 ribu di sektor keuangan dan asuransi, serta 38 ribu di layanan pendidikan swasta. Rasio lowongan pekerjaan terhadap jumlah pengangguran meningkat menjadi 1,13 dari 1,12 pada bulan Oktober, mencerminkan masih ketatnya pasar tenaga kerja. Pemutusan hubungan kerja tetap stabil di angka 1,765 juta, sementara jumlah pekerja yang mengundurkan diri turun sebanyak 218 ribu, yang menunjukkan bahwa pekerja cenderung tetap bertahan di posisi mereka saat ini. Data ini menunjukkan bahwa Fed kemungkinan tidak akan terburu-buru untuk memangkas suku bunga lebih lanjut. Dalam berita ekonomi lainnya, Indeks Non-Manufaktur ISM naik menjadi 54,1 pada bulan Desember, dari 52,1 pada bulan November, dengan subindeks “price paid” melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua tahun. Tanggapan survei menunjukkan bahwa kekhawatiran terkait tarif yang lebih tinggi telah menjadi faktor signifikan yang memengaruhi keputusan pembelian. Secara global, data menunjukkan tanda-tanda awal pengiriman ekspor ke AS yang dipercepat di tengah kekhawatiran tentang tarif. Impor AS naik 3,4% pada bulan November, sementara surplus perdagangan Kanada dengan AS melebar menjadi C$8,2 miliar, naik dari C$6,6 miliar pada bulan Oktober. Pergerakan ini mungkin mencerminkan penyesuaian ekspor yang dipercepat untuk mengantisipasi perang dagang.
Fokus hari ini
Pasar akan memantau dengan seksama data ketenagakerjaan ADP AS, klaim pengangguran awal, dan risalah FOMC Desember yang dijadwalkan untuk dirilis malam ini. Perhatian juga akan beralih ke laporan nonfarm payroll (NFP) pada hari Jumat, dengan pidato dari pembicara Fed, termasuk Gubernur Christopher Waller, yang akan memberikan pandangannya hari ini.
Keanggotaan Penuh BRICS
Indonesia secara resmi telah bergabung dengan BRICS sebagai anggota penuh, seperti yang diumumkan oleh pemerintah Brasil pada 6 Januari 2025. Brasil, yang memegang presidensi BRICS 2025, mengumumkan bahwa keputusan ini diambil melalui konsensus di antara negara-negara anggota, dan mencatat bahwa “Indonesia berbagi dengan anggota BRICS lainnya dalam mendukung reformasi lembaga pemerintahan global dan memberikan kontribusi signifikan dalam memperdalam kerja sama Global South.” Demikian pula, Indonesia memandang keanggotaannya sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi di antara negara-negara berkembang dan mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan dalam tata kelola global. BRICS didirikan pada 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, dan berkembang dengan memasukkan Afrika Selatan pada 2010, serta Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab pada 2024.
Disclaimer ON