Global
Pada hari Senin, terdapat banyak data dan berita yang mempengaruhi pasar. Partai oposisi Prancis, National Rally yang dipimpin oleh Marine Le Pen, mengonfirmasi akan mendukung mosi tidak percaya terhadap pemerintah yang dipimpin oleh Barnier, terkait penggunaan Pasal 49.3 untuk memaksakan bagian dari RUU anggaran tanpa melalui suara parlemen. EUR turun lebih dari 1% dan spread imbal hasil obligasi Prancis melebar secara signifikan. Indeks dolar menguat setelah mencapai level terendah dua minggu akibat pelemahan EUR dan komentar terkait tarif dari Trump. Yuan melemah ke level terendah sejak Juli, seiring dengan adanya pembatasan baru atas akses Tiongkok terhadap chip memori oleh AS. Meskipun demikian, pasar saham AS tampaknya tidak terpengaruh oleh gejolak di Eropa, dengan S&P 500 yang mencatatkan kenaikan. Gubernur Fed Waller menyatakan bahwa ia cenderung mendukung penurunan suku bunga pada bulan ini, kecuali ada kejutan data. Williams mengatakan bahwa akan tepat untuk melanjutkan kebijakan yang lebih netral dan ada alasan untuk yakin bahwa inflasi akan mencapai target. Dari sisi data, kemenangan Trump menghidupkan kembali kepercayaan pasar pada bulan November, dengan PMI Manufaktur ISM yang meningkat menjadi 48,4 dari 46,5. Indeks pesanan baru naik ke level 50,4, sementara indeks harga yang dibayar turun ke 50,3. Di Asia, PMI manufaktur Tiongkok meningkat menjadi 51,5 pada bulan November, tertinggi dalam lima bulan terakhir, dari 50,3 pada Oktober, seiring dengan adanya stimulus. Selain itu, peningkatan ini juga mencerminkan upaya front-loading eksportir di bawah ancaman tarif Trump.
Fokus hari ini
Kalender data ekonomi hari ini relatif ringan. Kalender Asia pada hari Selasa mencakup inflasi Korea Selatan untuk bulan November (1,5% YoY dibandingkan dengan perkiraan 1,7%), data Moneter Jepang untuk bulan November, dan neraca transaksi berjalan Australia untuk 3Q24. Pembicara bank sentral hari ini sebagian besar berasal dari Fed, dengan Daly, Kugler, dan Goolsbee yang dijadwalkan untuk memberikan komentar. Selain itu, Cipollone dan Panetta dari ECB akan berbicara hari ini.
Inflasi melemah
Inflasi tercatat sebesar 1,5% YoY pada bulan November, lebih rendah dari 1,7% pada bulan Oktober. Pelemahan pada inflasi tersebut didorong oleh melemahnya inflasi pada komponen makanan, minuman, dan tembakau (1,7% YoY pada November dibandingkan dengan 2,3% pada Oktober). Pelemahan pada komponen tersebut dapat lebih dari mengimbangi naiknya inflasi pada komponen perawatan pribadi dan layanan lainnya (7,3% dari 7,1%). Sementara itu, inflasi transportasi berada pada level 0%. Meskipun inflasi inti tercatat pada level terendahnya sejak pertengahan 2021, inflasi inti justru mengalami kenaikan menjadi 2,3% (tertinggi dalam 16 bulan terakhir), meningkat dari 2,1% pada bulan Oktober seiring dengan kenaikan harga emas. Dengan demikian, data inflasi bulan November membawa rata-rata inflasi periode bulan Oktober-November menjadi 1,6% YoY, turun dari rata-rata 3Q24 sebesar 2,0%. Meskipun tekanan inflasi mereda, grup kami mengantisipasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan tetap fokus pada kondisi eksternal. Baseline forecast grup kami adalah BI akan tetap berhati-hati dan mempertahankan suku bunga kebijakan pada rapat 18 Desember mendatang. Keputusan moneter pada bulan Desember akan sangat bergantung pada pergerakan USD/IDR. Untuk tahun 2025, grup kami memperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuannya secara kumulatif sebesar 50 bps pada semester 1.
Disclaimer ON