Top Three Things – 2 Desember 2024

Global

USD mengalami penurunan minggu lalu, mengakhiri penguatan selama delapan minggu berturut-turut, seiring dengan turunnya imbal hasil UST. Meskipun sentimen terkait dengan “Trump trade” telah mereda, kekhawatiran pasar mengenai tarif masih tetap ada. Sebagian besar depresiasi USD dapat dikaitkan dengan penguatan yen Jepang (JPY) dan euro (EUR), meskipun USD tetap kuat terhadap mata uang seperti dolar Kanada. Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda mengindikasikan bahwa waktu untuk menaikkan suku bunga “semakin mendekat”, di tengah kondisi ekonomi yang mulai sejalan dengan perkiraan. Meskipun mengakui ketidakpastian yang muncul dari prospek ekonomi AS, komentar Ueda memperkuat ekspektasi pasar akan potensi kenaikan suku bunga BoJ pada bulan Desember. Selain itu, Ueda juga menegaskan bahwa faktor utama yang menentukan kenaikan suku bunga terdiri dari pertumbuhan upah, transmisi kenaikan upah terhadap tekanan harga, dan ketahanan belanja masyarakat. Ueda juga memperingatkan bahwa jika yen Jepang terus terdepresiasi setelah inflasi melampaui target tahunan 2%, hal itu dapat menjadi risiko signifikan yang memerlukan tindakan. Dengan demikian, grup kami memperkirakan bahwa BoJ akan menaikkan suku bunga sebesar 15 basis poin pada pertemuan moneter Desember. Di Zona Eropa, inflasi kembali meningkat menjadi 2,3% YoY pada bulan November dari 2% di bulan Oktober. Sementara itu, inflasi inti tetap stabil di 2,7% YoY. Meskipun demikian, data tersebut tidak merubah ekspektasi bahwa inflasi dalam jangka panjang akan tetap menuju target Bank Sentral Eropa.

Fokus minggu ini

Pagi ini, pengeluaran modal Jepang untuk 3Q24 tercatat lebih tinggi dari yang diperkirakan, yakni 8,1% YoY (2Q24: 7,4%; konsensus: 6,7%). Hal tersebut menunjukkan momentum investasi yang kuat dan menjadi dukungan tambahan untuk investasi ke depan. Hari ini, data PMI di berbagai negara akan dirilis seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, Vietnam, China Caixin, India, Prancis, Jerman, Zona Eropa, Inggris, AS (ISM) dan Singapura. Selain itu, pasar akan memperhatikan data inflasi Indonesia untuk bulan November, tingkat pengangguran Italia pada Oktober dan PDB kuartal ketiga 2024, serta tingkat pengangguran Zona Eropa pada Oktober. Sepanjang minggu ini, hari Selasa akan ada inflasi Korea Selatan untuk bulan November dan JOLTS lowongan pekerjaan AS. Pada hari Rabu, kita akan mendapatkan pembacaan PMI sektor jasa dari seluruh dunia, PDB Australia untuk 3Q24, serta ADP, pesanan pabrik dan barang tahan lama di AS untuk bulan November. Rilis data pada hari Kamis yang perlu diperhatikan meliputi PDB 3Q24, inflasi Filipina dan Taiwan untuk November, penjualan ritel Singapura pada Oktober, serta klaim pengangguran awal mingguan AS. Rilis data pada hari Jumat mencakup inflasi Vietnam dan Thailand untuk November, PDB 3Q24 di Eropa, serta laporan pasar tenaga kerja AS untuk bulan November dan indeks sentimen konsumen dari Universitas Michigan.

Komitmen B40

Menteri Koordinator Airlangga Hartarto mencatat bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban B40 (campuran biofuel 40% dengan minyak kelapa sawit) mulai 1 Januari 2025, yang meningkat dari kewajiban B35 saat ini. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) mencatat bahwa kewajiban B40 akan membuat konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia untuk biofuel meningkat menjadi 13,9 juta ton, dari perkiraan 11 juta ton pada tahun 2024. Secara terpisah, Menteri Hartarto mencatat bahwa Tim Gabungan yang membahas Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR), yang melibatkan Indonesia, Malaysia, dan Uni Eropa, akan melanjutkan pekerjaannya.

Disclaimer ON

Avatar photo

Makpi Support

Articles: 431