Top Three Things – 18 Oktober 2024
Global
Pasar saham AS ditutup beragam pada hari Kamis (Dow: +0,37% – rekor penutupan tertinggi; Nasdaq: +0,04%; S&P 500: -0,02%). Imbal hasil UST tenor 10-tahun naik dan menyentuh level 4,09%. Rilis data ekonomi dari AS sebagian besar positif. Secara khusus, angka penjualan ritel berada di atas ekspektasi, dengan meningkat sebesar 0,4% MoM (1,7% yoY) di bulan September dibandingkan 0,1% di bulan Agustus (konsensus: 0,3%). Total penjualan periode Juli-September 2024 naik sebesar 2,3% YoY. Selain laporan penjualan ritel yang kuat, Indeks Fed Philadelphia naik menjadi 10,3 pada bulan Oktober dari 1,7 pada bulan September, lebih tinggi dari konsensus 3,0. Cetak data tersebut menunjukkan aktivitas manufaktur masih kuat secara keseluruhan. Selain itu, survei bisnis melaporkan bahwa “ekspektasi pertumbuhan selama enam bulan ke depan cenderung positif seiring dengan berbagai indikator yang meningkat”. Model PDB Atlanta Fed saat ini memperkirakan perekonomian AS akan tumbuh sebesar 3,4% QoQ saar di 3Q24, naik dari 3Q24. Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25bp, sesuai dengan ekspektasi, membawa suku bunga deposit facility menjadi 25 bps. Sementara itu, ECB menyatakan bahwa proses” disinflasi tetap berjalan dengan baik.”
Fokus hari ini
Pagi ini, inflasi Jepang untuk bulan September sesuai ekspektasi sebesar 2,5% YoY (Agustus: 3,0%), sementara inflasi inti mengejutkan secara positif sebesar 2,4% YoY (Agustus: 2,8%; konsensus: 2,3%). Inflasi inti supercore, yang tidak mencakup harga pangan dan energi, sedikit meningkat menjadi 2,1% YoY (Agustus: 2,0%; konsensus: 2,0%). Fokus pasar hari ini akan tertuju pada sejumlah data Tiongkok, yang mencakup PDB 3Q24, produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap untuk bulan September. Malaysia akan merilis data perdagangan bulan September tetapi yang lebih penting, anggaran 2025 akan diumumkan di parlemen hari ini. Malam ini, AS akan merilis data perumahan baru dan izin pembangunan untuk bulan September. Di tempat lain, berita terkait dengan Israel yang membunuh pemimpin Hamas mengindikasikan tensi geopolitik masih tidak dapat dikesampingkan.
Pabrik sel baterai
Indonesia Battery Corporation (IBC) dan salah satu unit raksasa baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co (CATL), telah membentuk Joint Venture (JV) untuk mendirikan pembuatan sel baterai di Indonesia. Perusahaan patungan tersebut diperkirakan akan berinvestasi hingga USD1,18 miliar pada pabrik berkapasitas 15 gigawatt, berdasarkan Antara. Pabrik tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan domestik dan global, dan dijadwalkan untuk mulai berproduksi pada tahun 2027. Selain itu, Presiden terpilih Prabowo akan mulai menjabat pada Minggu (20 Oktober).
Disclaimer ON