Global
Pasar saham AS menguat semalam (S&P: +0,47%; NASDAQ: +0,28%; Dow: +0,79%), imbal hasil UST lebih rendah sementara indeks DXY naik. Sesi ini merupakan sesi data yang sepi, tanpa ada pembicara dari Fed yang dijadwalkan untuk berbicara. Sebagian besar berita datang dari Asia, khususnya ASEAN. Pertemuan bank sentral Bank Indonesia (BI), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) dan Bank of Thailand (BOT) menghasilkan dua keputusan yang sejalan dengan ekspektasi (BI dan BSP) dan satu kejutan (BoT). BI mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada 6,00%, dengan alasan stabilitas IDR sebagai faktor utama. Ruang untuk pelonggaran lebih lanjut terbuka dan kami memperkirakan BI akan melakukan pemotongan sebesar 25bp lagi pada pertemuan bulan November atau Desember. Sementara itu, BSP memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 25bp sehingga menjadi 6,00%. Grup kami memperkirakan BSP akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada bulan Desember. Kejutan datang dari BoT dimana bank sentral tersebut menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 2,25%. Berdasarkan pemungutan suara, 5-2 mendukung penurunan suku bunga. BoT mencatat bahwa sikap kebijakan tetap netral dan bahwa “suku bunga kebijakan…tidak boleh berada pada tingkat yang terlalu rendah”. THB terus terapresiasi terhadap USD dengan kondisi keuangan yang sedikit lebih ketat. Ke depan, grup kami memperkirakan BoT akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps lagi pada tahun 2025.
Fokus hari ini
Perhatian akan tertuju kepada konferensi pers berikutnya dari otoritas Tiongkok, di mana kali ini pasar akan mendapatkan informasi dari Menteri Perumahan, dan keputusan suku bunga ECB. Mengingat fokus pada pasar properti, konferensi pers dari Tiongkok akan diawasi dengan ketat sementara ECB diperkirakan akan menurunkan suku deposit facility sebesar 25 bps. Di sisi data, rilis hari ini mencakup NODX bulan September Singapura, data ketenagakerjaan bulan September Australia, pembacaan akhir CPI September Zona Eropa, penjualan ritel AS bulan September, klaim pengangguran awal mingguan dan klaim berkelanjutan, serta produksi industri AS bulan September.
Suku bunga BI ditahan
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya tetap pada level 6,00% mencerminkan fokus pada stabilitas IDR. Meskipun demikian, terdapat kemungkinan penurunan suku bunga akan diadakan dalam beberapa bulan mendatang. Perkiraan utama BI mengenai pertumbuhan, inflasi, dan transaksi berjalan untuk tahun 2024 tidak berubah dibandingkan pertemuan sebelumnya pada tanggal 18 September. Memang benar, BI mencatat bahwa “fokusnya dalam jangka pendek adalah stabilitas IDR” dan juga akan “mengawasi ruang untuk penurunan suku bunga kebijakan”. Selain itu, demi mendorong pertumbuhan, BI telah memperpanjang insentif likuiditas makroprudensial hingga akhir tahun 2025 (semula akan berakhir pada akhir tahun 2024). Namun, penurunan suku bunga akan dilakukan secara hati-hati berdasarkan pergerakan Rupiah. Grup kami memperkirakan BI akan melakukan pemotongan sebesar 25bps lagi pada bulan November atau Desember, diikuti dengan pemotongan kumulatif sebesar 75bps pada tahun 2025.
Disclaimer ON