Global. Pasar saham AS ditutup lebih tinggi pada hari Kamis (S&P 500: 0,4%, Nasdaq: 0,6%, and Dow: 0,6%), didukung oleh data ekonomi yang positif dan pendapatan perusahaan di sektor teknologi, serta optimisme stimulus di Tiongkok. Sementara itu, imbal hasil UST tenor 10-tahun tidak banyak berubah dan berkisar pada level 3,79%. Di sektor komoditas, emas terus menguat, dan tembaga diperdagangkan di atas USD 10.000/mt didukung oleh optimisme pada pertumbuhan Tiongkok. Sementara itu, minyak mentah diperdagangkan lebih rendah, dengan Brent turun lebih dari 3% menjadi ~USD71,5/bbl, menyusul berita bahwa Arab Saudi bersiap meningkatkan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar dan menurunkan kisaran target harga minyak mentah menjadi USD100/bbl. Terkait dengan data ekonomi, estimasi akhir PDB AS pada 2Q-24 tumbuh positif sebesar 3,0% QoQ saar. Pesanan barang tahan lama tumbuh datar (0,0% MoM) di bulan Agustus dari 9,9% MoM di bulan Juli (konsensus Bloomberg: -2,6% MoM). Klaim pengangguran awal turun menjadi 218 ribu untuk pekan yang berakhir pada 21 September dari 222 ribu pada minggu sebelumnya.
Fokus hari ini. Pagi ini, inflasi Tokyo untuk bulan September turun menjadi 2,2% YoY (Agustus: 2,6%), sementara inflasi inti turun menjadi 2,0% (Agustus: 2,4%). Inflasi supercore, tidak termasuk makanan segar dan energi, tetap stabil di 1,6% YoY di bulan September. Hari ini, perhatian pasar akan tetap tertuju inflasi PCE untuk periode bulan Agustus. Di Uni Eropa, kita akan mendapatkan data inflasi bulan September dari Perancis dan Spanyol, pengangguran di Jerman, serta kepercayaan konsumen. Collins, Kugler, Kashkari dan Barr dari Fed akan menghadiri diskusi hari ini, sementara pejabat ECB Rehn, Lane, Cipollone dan Nagel juga diperkirakan akan berbicara hari ini.
Belum ada target. Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian Keuangan Wawan Sunarjo menyatakan, pemerintah belum menetapkan target penerimaan ekspor pasir laut pada tahun 2025 karena masih adanya pembahasan dan kekhawatiran mengenai dampak ekologi dan sosial dari kebijakan tersebut, seperti yang dilansir Tempo. Namun, perkiraan awal menunjukkan bahwa potensi penerimaan negara bukan pajak dari ekspor pasir laut dapat melebihi IDR 3,2 triliun berdasarkan harga acuan saat ini dan asumsi volume ekspor.
Disclaimer ON
Sumber: OCBC