Daily Wealth Wire – 26 September 2024

United States

  • Bursa saham Wallstreet ditutup bervariatif mayoritas mencatatkan pelemahan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 bergerak turun dari rekor tertingginya, dimana investor kembali menantikan sinyal lebih lanjut akan kondisi perekonomian. Hanya saham sektor teknologi dan utilitas dalam indeks S&P 500 yang berhasil menguat pada perdagangan kemarin.
  • Indeks Dow Jones turun 0.70%, dibebani terutama dari saham Amgen yang melemah 5.5%. Saham General Motor dan Ford turun masing-masing lebih dari 4%, setelah di downgrade oleh Morgan Stanley. Penurunan indeks S&P 500 dipimpin dari saham sektor energi seiring penurunan harga minyak global. Saham Chevron turun lebih dari 2%.
  • Indeks Nasdaq naik 0.04%. Saham Nvidia naik 2.2%, mendorong naik nilai kapitalisasi di atas USD 3 triliun.
  • Imbal hasil 2Y UST naik ke level 3.55%, sementara imbal hasil 10Y UST naik ke level 3.781%. Imbal hasil obligasi bergerak naik beberapa hari ini, setelah menyentuh level terendah dalam satu tahun.
  • Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi masih menyelimuti sentimen investor, paska pemangkasan suku bunga pekan lalu. Tingkat penjualan rumah baru mengalami penurunan di bulan Agustus seiring tingginya tingkat bunga pinjaman.
  • Data klaim pengagguran dan data durable goods esok hari akan menjadi fokus selanjutnya. Jika klaim pengangguran meningkat lebih tinggi dari perkiraan maka dapat memicu kembali keraguan investor terhadap stabilitas sektor ketenagakerjaan. Investor juga menantikan laporan keuangan korporasi Q3-2024 pada bulan Oktober mendatang. Sebuah indeks dari Citigrup memperlihatkan laba korporasi mengalami downgrade dalam beberapa pekan terakhir.

Eropa

  • Indeks Stoxx Europe 600 turun 0.11%, dibebani terutama oleh saham otomotif dan energi, walaupun pemerintah China telah memangkas suku bunga tenor 1 tahun ke level terendah sepanjang sejarah. Saham produsen produk luxury dan sektor industrial menguat. Investor masih mencermati perusahaan Eropa mana yang akan diuntungkan dari pelonggaran kebijakan China.
  • Optimisme investor Eropa tertanggu oleh sinyal perlambatan ekonomi. Pasar kini memperkirakan bank sentral Eropa akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak 25 bps pada pertemuan bulan Oktober mendatang.
  • Aggota bank sental Eropa “Klass Knot” memperkirakan akan terjadi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, dan di awal tahun 2025.

Asia

  • Indeks MSCI Asia Pacific turun 0.01%, setelah menguat 1% pada sesi perdagangan sebelumnya, seiring euphoria stimuluas ekonomi China.
  • Indeks acuan di China dan Taiwan menguat, sementara bursa Asia lainnya berbalik melemah seiring meredanya momentum optimisme pemberian stimulus ekonomi yang secara masif akan diberikan pemerintah China. Indesk CSI 300 naik 1.48%, setelah menguat 3.4% pada sesi sebelumnya.
  • Bursa saham India kembali menembus rekor tertinggi baru, setelah terjadi rally menjelang penutupan pasar. Saham HDFC Bank Ltd kontributor utama untuk indeks Nifty 50.

Indonesia

Indeks saham IHSG ditutup melemah -0.48% pada perdagangan hari Kamis dan berada pada level 7,740.90. Sementara untuk volume perdagangan berada pada kisaran level Rp 19.61 triliun, investor asing tercatat melakukan jual bersih sebanyak Rp 1.99 triliun di pasar reguler, dengan saham sektor keuangan dan transportasi memimpin pelemahan, masing-masing -1.37% dan -1.37%.

Market

IHSG (IDR): 7,740.90 (-0.48%)
Dow Jones: 41,914.75 (-0.70%)
Dow Jones Islamic: 7,080.98 (+0.011%)
Dow Jones Islamic Greater China: 2,348.08 (0.67%)
FTSE Sharia APAC ex-Japan: 3,954.38 (+0.69%)
Oil: USD 69.63 (-0.09%)
Gold: USD 2,682.00 (-0.10%)
Yield 10Y US Treasury: 3.77% (-0.20.02%)
Yield 10Y Indonesia Govt Bond: 6.44% (+0.02%)
USDIDR: 15,102(-0.56%)

Investment Strategy

  • Secara teknis, IHSG mensinyalkan untuk mengalami penguatan secara terbatas untuk jangka pendek. Sebagian investor masih akan mencermati laporan data ekonomi global dan domestik, untuk memastikan arah kebijakan yang akan ditempuh.
  • Dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun berada pada level 6.44% saat ini, akumulasi reksa dana pendapatan tetap dengan durasi menengah-panjang akan lebih baik dilakukan untuk mengantisipasi pemangkasan suku bunga bank sentral.

DISCLAIMER ON

Makpi Support
Makpi Support
Articles: 348